Kutai Timur

Ekspos Lahan Basah Mesangat - Suwi Ekspos Lahan Basah Mesangat  Prokompi Kutim 

Ekspos KEP - LBMS Sebagai Habitat Buaya Badas dan Bekantan di Kutim



SELASAR.CO, Samarinda - Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setkab Kutim Zubair mewakili Bupati Kutim menghadiri kegiatan Ekspos Lahan Basah Mesangat - Suwi. Kegiatan berlangsung di Ruang Cristal II, Hotel Mercure Samarinda beberapa waktu lalu, Rabu (17/1/2024).

Dalam kegiatan tersebut menghadirkan pembicara yakni Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim E A Rafiddin Rizal, Asisten Ekbang Setkab Kutim Zubair, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kutim Achmadan Noor dan Perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim Julius Paulce Mawengkang.

Ditemui setelah kegiatan, Asisten Ekbang Serkab Kutim Zubair menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutim telah menetapkan Kawasan Ekonomi Penting Lahan Basah Mesangat-Suwi (KEP-LBMS) dengan luas 14.165,67 ha. Melalui surat keputusan Bupati Kutim Nomor : 660/K.391/2023 tanggal  3 Juli 2023. Selain itu juga telah dibentuk Forum Pengelolaan KEP-LBMS berdasarkan keputusan Bupati Kutim Nomor: 660/K.390/2023 tentang pembentukan forum pengelola KEP-LBMS.

"Tujuan utama kegiatan ekspos ini adalah untuk menyampaikan capaian hasil-hasil program penguatan pengelolaan kolaboratif KEP-LBMS sebagai habitat buaya Badas dan Bekantan di Kabupaten Kutim yang dilaksanakan oleh konsersium Yasiwa dan Yayasan Ulin bersama Forum Pengelolaan KEP-LBMS periode April 2021 - Desember 2023," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa untuk mendukung pengelolaan KEP-LBMS perlu keterlibatan multi pihak (stakeholder) untuk dapat mengamankan kawasan ini sebagai kawasan konservasi.

"Juga diharapkan selain lingkungan terjaga, ekonomi masyarakat pun bisa berkembang dengan baik," harapnya.

Sebelumnya, Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim sangat mengapresiasi rencana aksi Pengelolaan KEP LBMS di Kabupaten Kutim. Rencana aksi ini disusun oleh Lembaga Mitra Lingkungan Kalimantan (LEMILKA) melalui Forum Pengelolaan KEP-LBMS untuk periode 2024-2028. Melibatkan kolaborasi antara Yasiwa, Yayasan Ulin, Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

"Rencana ini bukan hanya menjaga nilai ekologi sosial ekonomi, tetapi juga memperhatikan habitat buaya badas hitam dan bekantan di wilayah Kutim," ucapnya saat membuka acara Ekspos KEP- LBMS.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa KEP-LBMS dianggap memiliki potensi unik untuk menjadi destinasi ekowisata, yang tidak hanya akan memberikan manfaat lokal tetapi juga secara luas di luar daerah.

"Kawasan ini diidentifikasi sebagai satu-satunya habitat untuk dua spesies yang menjadi pusat perhatian dalam program penguatan pengelolaan kolaboratif KEP-LBMS," tutupnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya