Lingkungan

Banjir Tahunan Kubar Banjir tahunan mahulu penyebab banjir mahulu penanganan banjir mahulu irwan dpr ri Irwan Demokrat Banjir Mahulu 

Banjir Mahulu-Kubar, Irwan: Bencana Tahunan yang Butuh Solusi Jangka Panjang



Banjir besar merendam area pemukiman warga di Kabupaten Mahulu dan Kubar pada Mei 2024. (istimewa)
Banjir besar merendam area pemukiman warga di Kabupaten Mahulu dan Kubar pada Mei 2024. (istimewa)

SELASAR.CO, Samarinda - Banjir yang melanda Mahakam Ulu dan Kutai Barat, Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan. Menurut Irwan, Anggota Komisi V DPR RI Dapil Kaltim, banjir ini merupakan fenomena tahunan yang memerlukan solusi jangka panjang.

"Banjir di Mahakam Ulu dan Kutai Barat ini sudah menjadi langganan setiap tahun," ujar Irwan. "Sayangnya, belum ada upaya mitigasi signifikan dari pemerintah untuk mengatasinya. Penanganan selama ini cenderung fokus pada pasca banjir, bukan pencegahan."

Irwan menjelaskan bahwa banjir dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, yaitu:

  • Curah hujan tinggi: Curah hujan di hulu Sungai Mahakam mencapai 50-108 mm pada 13-15 Mei 2024.
  • Kapasitas hulu sungai yang terbatas: Debit air hujan yang tinggi melebihi kapasitas hulu sungai, sehingga meluap dan menggenangi daerah di sekitarnya.
  • Permukiman di bantaran sungai: Mayoritas penduduk tinggal di bantaran sungai, sehingga menjadi rentan terhadap banjir.
  • Keterbatasan infrastruktur: Banjir diperparah oleh infrastruktur jalan yang terputus dan minimnya signal komunikasi di lokasi terdampak.

Untuk mengatasi banjir secara berkelanjutan, Irwan menyarankan beberapa langkah mitigasi jangka panjang, baik struktural maupun non-struktural. 

Untuk penanganan Non-Struktural Irwan menyarankan adanya peringatan dini dengan penerapan sistem peringatan dini banjir dengan memanfaatkan citra satelit hujan dan koordinasi dengan BMKG. Selain itu juga harus ada penyiapan zonasi rawan banjir dan pembangunan titik-titik evakuasi untuk mempermudah evakuasi warga saat bencana. “Perlu adanya sosialisasi dan regulasi untuk mengaktifkan kembali kearifan lokal rumah panggung yang sudah terbukti aman dari genangan banjir,” tambah Irwan. 

Sementara untuk penanganan struktural banjir di Kabupaten Mahulu dapat dilakukan beberapa pembangunan bendungan. Pembangunan bendungan di Anak Sungai Boh untuk menampung air hujan dan mengurangi risiko banjir. Pendanaan pembangunan bendungan dapat dilakukan dengan skema sharing antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah juga ia sebut dapat melakukan peninggian elevasi jalan-jalan poros yang terendam saat banjir. Selain itu, relokasi pemukiman di bantaran sungai dan pembangunan jalur hijau juga di sepanjang bantaran sungai.

Pemerintah harus serius dalam menangani banjir Mahakam Ulu-Kutai Barat ini. Dengan solusi jangka panjang yang terencana dan terintegrasi, diharapkan bencana tahunan ini dapat diminimalisir dan tidak lagi menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat.

Banjir Mahakam Ulu-Kutai Barat merupakan pengingat bahwa pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang berkelanjutan sangatlah penting. Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, diharapkan bencana ini dapat diantisipasi dan diminimalisir dampaknya di masa depan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya