Lingkungan

pengolahan sampah balikpapan TPA Sampah Manggar DLH Balikpapan Sampah Balikpapan 

UPTD TPAS Manggar Olah Sampah dengan Budidaya Maggot dan Confiring 



Kepala UPTD TPAS Manggar, Mochamad Haryanto, saat mempresentasikan persoalan di lingkup kerja UPTD TPAS Manggar.
Kepala UPTD TPAS Manggar, Mochamad Haryanto, saat mempresentasikan persoalan di lingkup kerja UPTD TPAS Manggar.

SELASAR.CO, Balikpapan – UPTD TPA Sampah Manggar, Balikpapan, akan melakukan terobosan berupa pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot serta peningkatan confiring dan pupuk kompos. Hal itu terungkap dalam kegiatan Sosialisasi Aksi Perubahan dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan 1 Tahun 2024.

Kegiatan itu digelar di Ruang Rapat Jahe, Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Selasa (14/5/2024) lalu.

Kepala UPTD TPAS Manggar, Mochamad Haryanto, dalam presentasinya memaparkan persoalan di lingkup kerja yang dipimpinnya. Disebutkan, volume sampah yang masuk ke TPAS Manggar tiap tahun bertambah. Pada tahun 2019, volume sampah sebanyak 130.341,92 ton, dan terus meningkat hingga pada 2023 mencapai 138.858,40 ton, dengan volume rata-rata 380,30 ton per hari.

“Dengan banyaknya sampah yang masuk ke TPAS Manggar, maka diperkirakan pada tahun 2026 TPAS Manggar akan penuh dan tidak bisa lagi menerima sampah,” kata Haryanto. Jika hal itu terjadi, lanjutnya, maka Kota Balikpapan akan mengalami kondisi darurat sampah. Sampah berserakan di TPS, di pinggir jalan, menimbulkan bau menyengat yang tidak sedap dan risiko penyebaran penyakit serta berbagai permasalahan lainnya.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini juga menjelaskan, jenis sampah terbesar adalah sampah rumah tangga, yakni sebesar 328,91 ton per hari atau menyumbang 70,30 persen sampah yang masuk ke TPAS Manggar.

Untuk itu, TPAS Manggar melakukan terobosan dengan mengolah sampah organik dengan budidaya maggot. Dikatakan Haryanto, maggot memiliki siklus hidup 45 hari. “Pemberian makan berupa sampah organik sisa makanan dilakukan pada fase larva. Panen juga dilakukan pada akhir fase larva atau prepupa, dan dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak, ikan, ayam, dan lain-lain,” paparnya.

Selain budidaya maggot, TPAS Manggar juga akan berinovasi dengan meningkatkan produksi pengolahan sampah penebangan dan pemangkasan pohon menjadi wood chip dan pellet Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Cofiring PLTU Teluk Balikpapan. “Bangunan tempat produksi BBJP saat ini luasnya 750 meter persegi. Produk yang dihasilkan berupa cacahan kayu (wood chip) dan pellet,” ujarnya.

Terakhir, UPTD TPAS Manggar juga berupaya meningkatkan produksi pengolahan sampah organik dari pasar menjadi pupuk kompos. 

Haryanto menambahkan, dengan berjalannya terobosan-terobosan tadi, dapat mengurangi sampah yang masuk ke landfill sebanyak 5-10 ton per hari. “Selain itu juga terlaksananya replikasi kegiatan pengolahan sampah organik di Kota Balikpapan sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi berbasis Masyarakat,” katanya.

Kegiatan itu juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah organik secara maksimal, dan menjadikan TPAS Manggar sebagai tempat edukasi pengolahan sampah organik terpadu.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya