Kutai Timur
PLN Kutim Listrik PLN  Akses Listrik Akses Listrik di Kutim Desa Bukit Permata 
113 Desa Se-Kutim Kini Nikmati Listrik PLN
SELASAR.CO, Sangatta - Di tengah gegap gempita pembangunan nasional, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan akses listrik bagi warganya. Hingga Juni 2024 ini, sebanyak 113 desa di Kutim telah teraliri listrik oleh PLN, sementara 28 desa lainnya masih mengandalkan sumber listrik non-PLN. Ini merupakan langkah progresif dalam mewujudkan pemerataan listrik di wilayah yang luas dan beranekaragam.
Salah satu momen penting terbaru dalam perjalanan elektrifikasi di Kutim adalah peresmian nyala listrik 24 jam di Desa Bukit Permata, Kecamatan Kaubun, dan Desa Sekerat di Kecamatan Bengalon. Peresmian ini disambut dengan antusias oleh warga setempat yang telah sangat lama menantikan aliran listrik stabil di desanya.
“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan setiap desa di Kutai Timur mendapatkan akses listrik yang layak,” ungkap Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, saat peresmian di setiap desa.
Menurutnya, sambungan listrik ini bukan hanya sekadar penyediaan energi, tetapi merupakan pemicu perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Bersinergi dengan PT PLN yang tengah konsen meningkatkan rasio elektrifikasi listrik di Kabupaten Kutim.
Berita Terkait
Kepala Bagian Sumber Daya Alam Setkab Kutim Arif Nur Wahyuni, menambahkan, program peningkatan elektrifikasi masih jauh dari kata selesai.
“Kami terus bersinergi dengan PT PLN untuk memastikan aliran listrik yang lebih merata dan stabil. Dalam beberapa bulan mendatang, masih ada beberapa desa lain yang akan segera terhubung dengan listrik PLN 24 jam,” tegas Arif.
Saat ini, rasio desa berlistrik di Kutim mencapai 80,14 persen untuk desa yang teraliri listrik PLN dan 19,86 persen untuk desa yang masih menggunakan sumber listrik non-PLN. Sedangkan rasio elektrifikasi mencapai 84 persen untuk PLN dan 15,99 persen untuk non-PLN. Angka ini menunjukkan tantangan yang masih harus dihadapi, terutama untuk daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur listrik konvensional.
Para pemangku kepentingan di Kutim telah menyadari bahwa elektrifikasi bukan sekadar proyek utilitas. Ini adalah vital bagi kemajuan daerah, terutama bagi desa-desa terpencil yang selama ini sulit mendapatkan akses terhadap sumber energi dasar. Masyarakat di desa-desa tersebut tidak hanya menginginkan penerangan untuk rumah mereka, tetapi juga membutuhkan daya untuk menggerakkan roda ekonomi, seperti usaha kecil dan menengah, pendidikan, serta kesehatan.
Dalam upaya mendukung elektrifikasi, beberapa desa di Kutim telah memanfaatkan energi baru terbarukan. Desa Tepian Terap di Kecamatan Sangkulirang, misalnya, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Sementara itu, tiga desa lainnya, yaitu Desa Pulau Miang di Kecamatan Sangkulirang, serta Desa Tadoan dan Desa Sandaran di Kecamatan Sandaran, telah mengadopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Program strategis Bupati Ardiansyah mencakup penyediaan listrik untuk desa-desa yang terisolasi, meningkatkan infrastruktur listrik yang ada, dan mengembangkan energi terbarukan. Langkah-langkah ini sangat penting dalam menjamin aksesibilitas, serta keterjangkauan harga listrik bagi penduduk. Awalnya, dari total 139 desa dan 2 kelurahan yang ada di Kutim, masih tersisa 33 desa yang belum merasakan manfaat elektrifikasi PLN. Namun, dengan progress listrik di Desa Bukit Permata dan Sekerat, maka jumlah tersebut terus berkurang. Kini, semangat dan optimisme masyarakat setempat semakin meningkat berkat komitmen pemkab dan PLN.
“Kami berharap, dengan adanya listrik, usaha kami bisa lebih berkembang dan anak-anak bisa belajar dengan baik di malam hari,” ungkap salah seorang warga Desa Sekerat.
Arif Nur Wahyuni mengungkapkan harapannya bahwa program ini dapat menjadi model bagi daerah lain. Dia ingin Kutim menjadi simbol perubahan, seluruh desa teraliri listrik dengan baik dan masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari program ini.
“Ini adalah harapan besar bagi banyak orang, yang kini menantikan kegelapan yang perlahan sirna digantikan oleh benderang lampu listrik,” tambah Arif.
Dengan langkah yang terus dilakukan melalui kebijakan Bupati Kutim, daerah ini semakin mendekati visi besarnya, yakni menciptakan wilayah yang tidak hanya memiliki akses listrik, tetapi juga meraih kesejahteraan dan pencerahan bagi seluruh masyarakatnya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan