Utama
XR Bunga Terung  Perubahan Iklim Extinction Rebellion Bunga Terung Kaltim Heart of Borneo Pilkada serentak 
Seruan XR Bunga Terung untuk Pemimpin Kaltim: Prioritaskan Keadilan Iklim di Kaltim
SELASAR.CO, Samarinda - Dalam pidatonya di depan para pemimpin negara G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) dipengaruhi oleh perubahan iklim yang berdampak pada Jakarta. Ibu Kota Nusantara digambarkan sebagai Kota Rimba, sponge city, dan berbagai sebutan bernuansa hijau lainnya, yang diharapkan menjadi contoh ideal kota berkelanjutan dan ramah iklim.
Juru Bicara Extinction Rebellion (XR) Bunga Terung Kaltim, Windasari memandang meskipun Kaltim sering disebut sebagai Heart of Borneo, bukanlah wilayah yang bebas dari masalah dan dampak perubahan iklim. Provinsi ini pernah mendeklarasikan diri sebagai Provinsi Hijau, namun pertumbuhan ekonominya masih ditopang oleh industri ekstraktif, baik yang mengekstraksi mineral dan batubara maupun hutan. “Walaupun menjadi pionir penerima dana karbon, skema perdagangan karbon tidak secara nyata menjawab akar masalah krisis iklim. Pemanfaatan dana karbon tidak secara langsung menghambat ekstraksi dan konsumsi bahan bakar fosil,” ujar Windasari.
Pilkada Serentak yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini juga tidak memberi harapan munculnya kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi untuk melahirkan solusi krisis iklim dari daerah. Para calon kepala daerah lebih memilih mengobral janji populis untuk mendulang suara dari pemilih. Persoalan lingkungan dan krisis iklim menjadi isu pinggiran tanpa gagasan yang jelas, lebih mengandalkan kebijakan pemerintah nasional serta sumber daya finansial bantuan luar negeri.
Dalam amatan XR Bunga Terung, para calon kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota di Kalimantan Timur masih terjebak dalam isu-isu populis seperti infrastruktur, bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, dan lapangan kerja. Padahal dampak perubahan iklim di Kalimantan Timur sudah nyata, seperti kejadian banjir, kekeringan panjang, dan kenaikan suhu panas yang menyebabkan masyarakat menjadi lebih boros energi untuk mendinginkan badan.
Berita Terkait
Oleh karena itu, XR Bunga Terung menyatakan sikap dan seruan. “Pertama, kami akan terus bersuara dan mengajak publik untuk menyerukan tentang krisis lingkungan dan dampak krisis iklim di Kalimantan Timur. Agar siapapun yang terpilih baik sebagai gubernur, bupati, maupun walikota tidak larut dalam paradigma pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada industri ekstraksi,” ungkapnya.
Kedua, pihaknya juga akan terus berteriak lantang untuk menantang para calon yang terpilih agar berani mengambil langkah nyata dalam mencari solusi atas krisis iklim yang berbasis daerah ketimbang membebek kebijakan nasional yang lebih berfokus pada diplomasi dan perjanjian global.
“Ketiga, kami juga tak akan lelah untuk terus mendesak kepala daerah terpilih untuk menghentikan ekspansi dan investasi yang rakus lahan, untuk melindungi hutan, lahan gambut, wilayah tangkapan air, dan badan-badan air alami yang berfungsi menjaga iklim,” imbuhnya.
Akhirnya, mengingat ancaman krisis iklim sudah semakin nyata dan dampaknya telah dirasakan oleh masyarakat, XR Bunga Terung juga menuntut agar kebijakan atau solusi atas krisis iklim berfokus pada keadilan iklim bagi masyarakat. Ketimpangan akses terhadap sumber daya alam telah membuat masyarakat tidak mempunyai ketahanan terhadap perubahan iklim. Tanpa keadilan iklim, kebijakan iklim hanya akan menjadi komoditas yang menguntungkan segelintir kelompok atau orang tertentu.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan