Utama
Banjir di Samarinda  Samarinda Banjir Penyebab Banjir Penyebab Banjir di Samarinda  Penyebab Banjir Samarinda  Bendungan Lempake  Bendungan Benanga 
Terungkap! Ini Biang Kerok Banjir di Samarinda
SELASAR.CO, Samarinda - Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda, Yosiandi Radi Wicaksono, mengungkapkan temuan penting terkait penyebab banjir yang melanda Kota Samarinda beberapa hari terakhir. Dalam konferensi pers penanganan banjir di Balaikota Samarinda, Yosiandi menyoroti aktivitas pembukaan lahan yang signifikan sebagai salah satu faktor utama yang memicu banjir di beberapa titik.
Menurut Yosiandi, curah hujan yang tinggi pada Minggu, 26 Januari, menjadi pemicu awal banjir. "Curah hujan ekstrem sekitar 140 mm dalam satu hari terjadi di wilayah Pampang dan sekitarnya, yang berdampak pada kenaikan tinggi muka air di Bendungan Lempake," jelasnya pada hari ini, Kamis (30/1/2025).
Debit air tertinggi di Bendungan Lempake mencapai elevasi 8,15 meter, setara dengan aliran sekitar 65 hingga 70 m³ per detik yang melimpas ke Sungai Karang Mumus.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa faktor alam bukan satu-satunya penyebab. Aktivitas pembukaan lahan tanpa disertai pembangunan kolam retensi telah meningkatkan debit limpasan (run-off) yang masuk ke dalam sistem drainase sungai.
"Perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan di segmen Sungai Padat Karya dan Sungai Loa Bakung menjadi penyebab banjir. Bukaan lahan yang luas tanpa pembangunan kolam-kolam retensi menyebabkan meningkatnya debit run-off," ungkap Yosiandi.
Berita Terkait
Hal serupa terjadi di segmen Jalan Panjaitan. Bukaan lahan besar di area hulu menyebabkan sedimentasi di saluran drainase dan menurunkan kapasitas aliran. Di segmen Juanda, pemukiman yang menjorok ke badan sungai mengurangi kemampuan drainase dan menyebabkan fenomena backwater, sehingga jalan tergenang air.
Pada Selasa malam, 28 Januari, curah hujan tinggi kembali terjadi dengan intensitas sekitar 60 hingga 70 mm, menambah genangan di beberapa titik di Kota Samarinda. Monitoring di Waduk Lempake mencatat debit mencapai sekitar 68 m³ per detik, yang berdampak pada daerah perumahan seperti Bengkuring dan Griya Mukti dalam 1 sampai 2 hari berikutnya.
Yosiandi juga menyoroti penyempitan di ruas Sungai Karang Mumus, khususnya di Jalan PM Noor, yang menghambat aliran menuju Sungai Mahakam. "Tanggul Sungai Karang Mumus yang belum selesai menyebabkan luapan air dari sungai. Penyempitan ini menghambat aliran dan memperparah kondisi banjir," tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda, Andi Harun juga memberikan statementnya terkait temuan pembukaan lahan yang berkontribusi pada munculnya titik banjir di Samarinda.
“Kegiatan bukaan lahan setelah kita identifikasi hari ini, kita akan segera melakukan penegakan hukum. Sebelumnya tentu pendekatan secara persuasif, apakah itu kepada pelaku usaha atau kepada warga masyarakat yang melakukan bukaan lahan,” paparnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan