Film
Petaka Gunung Gede  Film Petaka Gunung Gede  Film Horor Indonesia  Film Bioskop  Film Horor XXI XXI Samarinda  Film Layar Lebar  Film Horor  Azhar Kinoi Lubis 
Pemeran Film Petaka Gunung Gede Ikut Nobar dan Temu Penggemar di Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda - Perfilman horor Indonesia semakin dimeriahkan dengan tayangnya Petaka Gunung Gede di bioskop. FIlm yang disutradari oleh Azhar Kinoi Lubis tersebut diangkat dari kisah nyata yang bercerita tentang tragedi dua sahabat yang mendaki Gunung Gede di Jawa Barat.
Alur cerita Petaka Gunung Gede fokus pada dua karakter, Maya (Arla Ariani) dan Ita (Adzana Ashel). Pada pengujung libur sekolah, mereka mencari rekreasi yang pas untuk menutup masa liburan. Mendengar rencana kakak Maya, Yadi, dan teman-temannya untuk mendaki Gunung Gede, mereka memutuskan bergabung. Proses pendakian diwarnai dengan hal-hal mistis dikarenakan diterobosnya berbagai pantangan. Pada akhirnya, hal tersebut menyebabkan penderitaan yang luar biasa untuk Ita dan sebuah misteri yang harus diselesaikan untuk Maya.
Nuansa horor dalam film ditumpahkan pada bioskop XXI Samarinda Square ketika ditayangkan pada Jumat (21/2/2025). Namun suasana tersebut hilang ketika Arla Ariani, Adzana Ashel, Endy Arfian, dan Razan Zu tiba-tiba muncul pada saat pemutaran film selesai. Mereka adalah para pemeran karakter-karakter film yang baru usai ditayangkan. Rasa takut penonton seketika berubah menjadi antusiasme menyapa para pemeran.
Dalam konferensi pers setelah pemutaran film, Adzana Ashel menjelaskan bahwa selain unsur horor Petaka Gunung Gede menekankan aspek persahabatan yang terjalin antar Maya dan Ita. Eks anggota JKT48 generasi sembilan tersebut menambahkan bagaimana Maya tidak pernah meninggalkan Ita dalam kondisi apapun, baik itu sebelum maupun pada saat Ita dalam kondisi mengerikan.
“Dalam film ini bisa banget diambil kisah persahabatannya. Bagaimana Maya setia menemani Ita maupun kawan-kawan yang lainnya,” ujarnya.
Gadis yang pernah menjadi pemandu sorak itu juga menegaskan bahwa Gunung Gede tidak semenakutkan di film. Ia juga mendorong peserta konferensi pers untuk mendaki gunung agar merasakan keindahan alam.
“Mendaki itu gak ada serem-seremnya. Asalkan kita tetap menjaga tata krama yang ada,” pungkasnya.
Penulis: Zain
Editor: Awan