Kutai Kartanegara
Dinsos Kukar  Diskominfo Kukar ODGJ ODGJ di Kukar 
Suka Duka Dinsos Kukar Tangani ODGJ Ditengah Keterbatasan

SELASAR.CO, Tenggarong - Meski memiliki keterbatasan wewenang dalam menjalankan tugas pelayanan masyarakat, terdapat pengalaman yang unik dirasakan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Katanegara (Kukar). Khususnya, dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinsos Kukar, Yuliandris, menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Kukar belum memiliki fasilitas yang layak untuk menampung para ODGJ, meskipun telah memiliki panti sosial.
"Dan itu juga memang bukan kewenangan kabupaten dalam melakukan penanganan ODGJ di dalam panti, kewenangannya ada di provinsi," ujar Yuliandris.
Dalam penanganannya, Dinsos Kukar bertugas memberikan edukasi kepada keluarga ODGJ. Terutama, untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada keluarga tentang cara merawat pasien gangguan jiwa. Pemberian edukasi ini tidak hanya dilakukan oleh Dinsos, namun kolaborasi bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar.
Penanganan terhadap ODGJ ini tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, hati yang tulus dan ikhlas menjadi kuncinya. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan saat mengurus ODGJ, baik suka maupun duka.
Berita Terkait
Dalam perjalanannya, tidak sedikit keluarga yang mau menerima ketika ada sanak saudaranya mengidap gangguan jiwa, dan mereka memilih untuk dititipkan ke Dinas Sosial Kukar.
"Kita sampaikan bahwa Disnsos tidak ada kewenangan untuk menampung ODGJ, terutama yang ada keluarganya. Dinsos hanya membantu fasilitas kesehatannya, misalnya untuk BPJS dan lain-lain," ungkap Yuliandris.
Dari sisi sebaliknya, ada hal yang sangat menarik dan takkan terlupakan oleh Dinsos Kukar. Perlakuan yang baik dalam memanusiakan manusia mendapatkan balasan yang setimpal. ODGJ yang belasan tahun diurus oleh Dinas Sosial Kukar tanpa identitas sama sekali, kembali sadar dan ingat dengan alamat kampung halamannya.
Dengan jiwa sosial yang tinggi, pasien yang kesadarannya mulai pulih tersebut ditindaklanjuti dengan cepat. Pendekatan yang dilakukan secara persuasif, berhasil membuka memori pasien. Komunikasi yang dilakukan dengan baik mendapatkan hasil yang memuaskan, pasien tersebut ingat dengan detail alamat rumahnya yang kediamannya berada di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dengan suasana haru yang penuh dengan suka duka, petugas Dinsos langsung mengurus administrasi untuk mengantarkan ODGJ tersebut ke kampung halamannya. Sembari dibantu dengan pihak terkait di Lombok, akhirnya pasien kembali menyatu dengan keluarganya.
Lebih menarinya lagi, pasien dianggap telah meninggal dunia lantaran sudah belasan tahun tak kunjung kembali ke kampung halamannya.
"Suka dukanya itu ketika ada ODGJ yang sudah belasan tahun kita tampung disini, tiba-tiba teringat alamatnya. Kita antarkan kesana dan dikampungnya sudah dianggap meninggal dunia, namun mereka (keluarga) menyambut kedatangan dia," tutup Yuliandris.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan