Utama
Pemindahan TBBM Cendana Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina di Jalan Cendana terminal BBM Pertamina 
Pemindahan POM Bensin Cendana ke Palaran Menunggu Update Pusat

SELASAR.CO, Samarinda - Rencana pemindahan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang terletak di Jalan Cendana, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, ke kawasan Palaran hingga kini belum terealisasi, meski pembahasannya telah dilakukan sejak 2019.
Terminal BBM yang berada di kawasan padat penduduk itu kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah warga sekitar mempertanyakan kepastian waktu pemindahan, mengingat lokasi terminal yang berdekatan dengan permukiman dinilai berisiko tinggi.
Desakan pemindahan juga disuarakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Samarinda. Dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPRD Kalimantan Timur pada akhir Agustus lalu, PMII menilai keberadaan TBBM di tengah pemukiman warga merupakan bentuk kelalaian dalam tata ruang dan manajemen risiko.
Berbicara di Samarinda, Area Manager Communication, Relations dan CSR Regional Kalimantan Pertamina Patra Niaga, Edi Mangun, menjelaskan bahwa pemindahan terminal BBM bukan proses yang mudah. Selain menyangkut instalasi teknis, persoalan lahan di lokasi baru juga masih dalam proses penyelesaian.
Berita Terkait
“Memindahkan depot itu bukan pekerjaan yang mudah. Ada instalasi dan berbagai aspek lain yang harus disiapkan. Masalah tanahnya juga masih dalam kepengurusan,” kata Edi, Jum’at (12/9/2025).
Ia menambahkan, proyek pemindahan tersebut merupakan kewenangan Pertamina pusat, sehingga pihaknya di wilayah regional masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari kantor pusat.
“Ini bukan proyek kami di daerah, melainkan proyek pusat. Jadi kami perlu update dulu ke Pertamina pusat terkait perkembangan terbaru pemindahan terminal ini,” jelasnya.
Edi juga menerangkan bahwa TBBM Cendana saat ini masih berperan penting dalam pendistribusian bahan bakar ke sejumlah wilayah di Kalimantan Timur, seperti Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser (hingga ke daerah Grogot), dan dalam kondisi tertentu juga menyuplai ke Kota Balikpapan.
Meskipun begitu, desakan dari warga dan kelompok masyarakat sipil terus menguat, mengingat potensi risiko keselamatan yang mengintai di tengah padatnya aktivitas permukiman di sekitar terminal.
Penulis: Boy
Editor: Awan