Ragam
BI Kaltim Bank Indonesia  UMKM Kaltim  Produk Domestik Bruto 
BI Dorong UMKM Kaltim Naik Kelas, Kurangi Ketergantungan Ekonomi pada Sektor Tambang
SELASAR.CO, Samarinda - Bank Indonesia (BI) terus memperkuat peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim, Bayuadi, mengatakan bahwa penguatan sektor UMKM menjadi kunci dalam mengurangi ketergantungan ekonomi daerah terhadap sektor pertambangan.
Menurut Bayuadi, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional sangat besar, yakni mencapai 61 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia. Karena itu, BI mendorong agar potensi UMKM di daerah, termasuk di Kaltim, dapat terus ditingkatkan.
“Selama ini PDRB Kalimantan Timur didominasi sekitar 38 persen oleh sektor pertambangan. Harapannya ke depan, ekonomi bisa lebih berimbang melalui penguatan sektor nonmigas, terutama UMKM,” ujar Bayuadi di sela kegiatan Kaltim Paradise of The East x Summer Fest 2025 di Convention Hall Samarinda, Jum’at (7/11/2025).
Berita Terkait

Bayuadi menjelaskan, ketergantungan terhadap komoditas tambang membuat ekonomi daerah mudah terpengaruh oleh fluktuasi harga global. Oleh karena itu, BI berkomitmen untuk mendorong UMKM agar naik kelas dari usaha kecil dengan pasar lokal menuju UMKM Go Digital, Go Green, dan Go Ekspor.
Selain dukungan kebijakan, BI juga memfasilitasi berbagai pelatihan dan pendampingan agar pelaku UMKM memiliki inovasi, kreativitas, serta wawasan yang lebih luas. BI secara rutin menghadirkan narasumber dan praktisi nasional untuk berbagi pengalaman kepada pelaku UMKM di Kaltim.
“Kami mendorong agar UMKM tidak hanya kuat dari sisi modal, tapi juga memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan yang baik. Karena banyak pelaku usaha yang punya modal, namun belum memahami aspek edukasi, pemasaran, atau pengelolaan usaha,” kata Bayuadi.
Selain itu, BI juga memiliki sejumlah program pendukung seperti Bima Etam, IKRA (Industri Kreatif Syariah), dan KKI (Karya Kreatif Indonesia) yang menjadi wadah promosi dan showcase bagi produk UMKM unggulan daerah. Program ini membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk tampil di tingkat nasional hingga internasional.

Dalam upaya memperkuat ekosistem UMKM, BI juga menggandeng berbagai pihak, termasuk Dinas Perpajakan, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Kesehatan, untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya kepatuhan pajak dan perlindungan tenaga kerja.
“Kami ingin ketika UMKM naik kelas, mereka sudah siap dari sisi administrasi, perpajakan, maupun jaminan sosial. Jadi tidak ada lagi ketakutan untuk tumbuh karena sudah memiliki pemahaman yang benar,” tutur Bayuadi.
Bayuadi berharap, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, perbankan, dan lembaga terkait, sektor UMKM di Kalimantan Timur dapat menjadi motor utama dalam proses transisi ekonomi dari sektor tambang menuju ekonomi kreatif yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Boy
Editor: Awan

