Utama
APT Pranoto taxiway APT Pranoto Rusak Runway APT Pranoto Rusak 
Taxiway Rusak, Bandara APT Pranoto Ditutup Sementara
SELASAR.CO, Samarinda – Senin (7/10/2019) sejumlah maskapai yang dijadwalkan landing di Bandar Udara APT Pranoto Samarinda, melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Penutupan Bandara APT Pranoto rencananya dilakukan pada Senin (7/10/2019) pukul 07.00 Wita, hingga Selasa (8/10/2019) pukul 07.00 Wita.
Hal ini terpaksa dilakukan, sebab terjadi perbaikan di area runway dan taxiway yang mengalami kerusakan, yakni terdapat beberapa titik lendutan dan retakan di permukaan taxiway.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi menjelaskan, hal ini merupakan perpanjangan penutupan sementara yang sebelumnya diberlakukan sejak Minggu (6/10/2019) kemarin.
Berita Terkait
Kronologi masalah aerodrome close due to work in progress (taxiway tidak dapat digunakan) bermula pada pukul 03.11 Wita. Pilot pesawat Garuda Indonesia GA581 melapor ke tower ada kendala saat di taxiway menuju runway 22. Laporan tersebut lalu ditindaklanjuti pada pukul 03.36 Wita, dengan dilakukan inspeksi dan pengecekan di taxiway.
“Kami lalu mengecek di lapangan, dari hasil pengecekan kondisi taxiway mengalami kerusakan berupa titik lendutan dan retakan, kami juga mengajukan NOTAM Aerodrome close D/T TWY U/S,” jelas Dodi.
Dodi menambahkan, dari hasil laporan, keluarlah notice to airmen (pemberitahuan penetapan kondisi fasilitas penerbangan) dengan nomor D0327/19 NOTAMN, perihal Aerodrome Closed D/T TWY Unserviceable (penutupan aktivitas penerbangan bandara), mulai pukul 04.23 – 23.00 Wita.
Sejumlah penerbangan yang terdampak pada penutupan bandara pada hari minggu kemarin adalah maskapai Batik Air 7280 tidak dibisa take off dan return to apron (RTA). Sementara maskapai Lion Air JT314 dari Surabaya dialihkan ke Balikpapan. Beberapa jadwal penerbangan juga mengalami pembatalan terbang, yakni:
• ID6256 - ID6257 Route CGK-AAP-CGK
• ID6687 - ID6686 Route UPG-AAP-UPG
• ID6670 - ID6673 Route CGK-AAP-CGK
• ID6646 - ID6693 Route DPS-AAP-YIA
• ID6672 Route CGK-AAP
• JT376 - JT377 Route SUB-AAP-SUB
• JT868 - JT665 Route JOG-AAP-SUB
• IN246 - IN247 Route SUB-AAP-SUB
• QG422 - QG423 Route CGK-AAP-CGK
“Seluruh penumpang yang mengalami cancelled flight atas kondisi ini dalam proses penanganan dan sesuai ketentuan yang berlaku,” tutur Dodi.
Perpanjangan penutupan yang diberlakukan hari ini setelah mempertimbangkan banyaknya titik kerusakan yang harus diperbaiki, dan progres capaian kegiatan perbaikan yang belum mengcover semua titik. Dodi menyatakan langkah penutupan sementara diambil guna menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan para penumpang terimbas kejadian ini. Tim teknis bandara sedang melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan mengupayakan agar penerbangan dapat kembali normal," jelasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub RI, Polana B Pramesti menjelaskan, keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama dalam menjalani bisnis penerbangan.
"Kami mengimbau, kepada seluruh calon pengguna jasa transportasi menuju dan dari Samarinda untuk dapat memaklumi, dan saya memerintahkan kepada penyelenggara Bandara APT Pranoto dan operator penerbangan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang sesuai dengan PM 89 Tahun 2015 tentang penanganan keterlambatan penerbangan," tegasnya.
Diketahui, Bandara APT Pranoto Samarinda sempat beberapa kali mengalami penutupan aktivitas penerbangan. Pada Maret 2019, runway bandara ditutup karena ditemukan retakan di sisi runway 04. Sejumlah penerbangan, dialihkan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) di Balikpapan. Selanjutnya Sabtu, 22 Juni 2019, terjadi pengelupasan aspal runway pada posisi depan tower bandara tepatnya di titik STA 1+500. Akibatnya, pendaratan dialihkan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Balikpapan. Terakhir pada 2 Oktober 2019, runway Bandara APT Pranoto juga mengalami kerusakan.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi