Utama

Bandara APT Pranoto  APT Pranoto Bandara Samarinda  Tes GeNoSe  GeNoSe   Tes GeNoSe di Bandara Syarat menjadi penumpang pesawat 

Bandara APT Pranoto akan Gunakan GeNose sebagai Syarat Penerbangan



Bandara APT Pranoto, Samarinda.
Bandara APT Pranoto, Samarinda.

SELASAR.CO, Samarinda - Bandara APT Pranoto Samarinda menjadi bandara di bawah Unit Penyelenggara Bandar Udara Kemenhub pertama yang akan menerapkan tes GeNose sebagai syarat calon penumpang pesawat. Penerapan tes jenis baru tersebut akan dilakukan bersama bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

Kepada SELASAR, Kepala UPBU Kelas I APT Pranoto Samarinda, Agung Pracayanto, menjelaskan bahwa keputusan ini datang langsung dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara, melalui Surat Direktur Keamanan Penerbangan.

Untuk mempersiapkan hal tersebut, UPBU APT Pranoto membuat timeline guna memastikan fasilitas pendukung dan prosedur telah siap. Tahap percobaan kepada pegawai UPBU dan Komunitas Bandara paling lambat dilaksanakan pada minggu kedua bulan Maret ini.

“Namun untuk pelaksanaan kepada penumpang tentu menunggu regulasi pendukung dari Kementerian Perhubungan. Untuk target awal, pelaksanaan tes GeNose kepada penumpang sesuai dengan target Kementerian yaitu per 1 April 2021,” ujar Agung, hari ini, Jumat (5/3/2021).

Terkait berapa biaya yang harus dikeluarkan calon penumpang pesawat di Samarinda untuk mengikuti tes GeNose, Agung menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan berapa besarannya. Namun diperkirakan biaya tes GeNose akan lebih murah dibandingkan tes yang telah ada.

“Karena sedang dihitung biaya produksinya oleh mitra, yaitu Klinik Media Farma,” sebutnya.

Untuk tahap awal, telah datang 3 unit alat tes GeNose, beserta 10.000 kantong tiup dan 100 filter. Sementara untuk kapasitas periksa 1 unit GeNose adalah 30 orang per jam. Sehingga untuk 3 unit GeNose, dapat memeriksa 90 penumpang per jamnya.

“Tahap selanjutnya kembali akan didatangkan 3 unit GeNose. Sehingga diperkirakan akan ada 6 unit GeNose yang siap melayani pemeriksaan penumpang,” tuturnya.

Pengadaan alat akan dilakukan oleh klinik mitra bandara APT Pranoto yaitu Klinik Media Farma. Sementara pihak UPBU Kelas I APT Pranoto hanya mendukung dari sisi operasional pelaksanaan, seperti penetapan SOP, alur pemeriksaan, dan lain-lain.

Setelah penerapan tes GeNose ini mulai berjalan, skrining Covid-19 dengan metode lainnya seperti tes swab PCR dan antigen tetap akan berlaku.

“Pertimbangnnya adalah pertama alat produksi GeNose masih terbatas, sehingga harus ada opsi untuk pelayanan penumpang. Kedua, perlu pemeriksaan lanjutan jika terdapat calon penumpang yang terdeteksi positif Covid-19 melalui alat GeNose C19,” papar Agung.

Dengan biaya tes yang diperkirakan jauh lebih murah dibanding rapid antigen dan tingkat keakuratan GeNose yang cukup tinggi, dirinya berharap akan terjadi peningkatan jumlah penumpang di Bandara APT Pranoto Samarinda. 

“Sehingga bandara dapat kembali memberikan manfaat yang optimal kepada mitra dan masyarakat Kalimantan Timur. Namun tentunya peningkatan tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, yaitu penerapan 5M,” tandasnya.

 

PERBEDAAN TES GENOSE DENGAN SWAB PCR

Sebagai informasi, GeNose diciptakan oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan telah resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Melansir laman UGM, Sabtu 26 Desember 2020 lalu, Ketua Tim Pengembang GeNose, Kuwat Triyatna mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember 2020.

"Alhamdulillah, GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat," kata Kuwat melalui rilis resmi yang diunggah di situs resmi UGM, Sabtu 26 Desember 2020.

Alat deteksi virus covid-19 bernama GeNose ini sengaja diciptakan oleh para ahli di UGM untuk memudahkan testing wabah yang telah menjangkiti hampir satu tahun itu. Kuwat menjelaskan, GeNose dalam mendeteksi covid-19 berbeda dengan tes PCR atau swab yang kerap dilakukan saat ini.

Tes ini hanya menggunakan embusan napas yang ditiupkan ke GeNose. Tes ini  diklaim akan lebih cepat. Tes dengan alat ini juga disebut tak memerlukan bahan kimia apapun untuk melihat reaksi virus saat testing berlangsung. Selain dirasa lebih nyaman untuk pengambilan sampel, pihak UGM menyebut biaya tes dengan menggunakan GeNose ini juga akan lebih murah hanya kisaran Rp15-25 ribu saja.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya