Ragam

sayembara ikn 

Tujuh Tim Kaltim Ikut Sayembara Desain IKN, Empat dari Perguruan Tinggi



Lokasi Yang Digadang Menjadi Kawasan IKN Baru
Lokasi Yang Digadang Menjadi Kawasan IKN Baru

SELASAR.CO, Samarinda – Pendaftaran sayembara desain ibu kota negara (IKN) yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), resmi ditutup pada Jumat (18/10/2019) lalu.

Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara menawarkan total hadiah mencapai Rp 5 miliar, dan khusus juara pertama memperoleh Rp 2 miliar. Hasil karya para peserta sayembara akan dinilai oleh 13 juri. Di antaranya Prof Masjaya, Rektor Universitas Mulawarman, dan Praktisi Arsitek dan Urban Desain, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat sekaligus arsitek.

Ditemui beberapa waktu lalu, Masjaya menyebut, ada sekitar 700 peserta mendaftar Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara.

"Ini di luar ekspektasi kami, yang masuk bisa sebanyak itu. Perkiraan kami sekitar 300, tapi ini sampai 700. Kalau soal asal peserta dari mana, juri tidak boleh tahu, kalau perlu nama juga tidak tahu karena subjektivitas sangat berpengaruh," ujarnya.

Desain yang masuk, nantinya akan dinilai pada akhir Oktober hingga akhir November. "Intinya Pak Presiden minta agar desain itu, sudah ada pada akhir Desember," terangnya.

Dari ratusan pendaftar, diketahui terdapat tujuh tim, yang mewakili Kaltim dalam sayembara desain kawasan ibu kota negara. Hal ini disampaikan oleh Heru Cahyono, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Timur.

“Di saat Kaltim sudah diputuskan sebagai ibu kota negara, dan Kementerian PUPR menyelenggarakan sayembara masterplan desain, kami mendorong teman-teman lokal untuk mengikuti sayembara itu,” ucapnya.

Heru mengungkapkan, ketujuh tim tersebut berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari organisasi profesi, perguruan tinggi, hingga tim perseorangan.

“Dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Kaltim mengirimkan satu tim, kemudian dari perguruan tinggi Universitas Mulawarman mengirimkan dua tim, Universitas 17 Agustus 1945 mengirimkan satu tim, Institut Teknologi Kalimantan satu tim, lalu Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Balikpapan mengirimkan satu tim, kemudian satu tim perseorangan dari PPU,” jabarnya.

Dirinya menyebut, meski persaingan berat akan dilewati oleh tim asal Kaltim, karena akan menghadapi saingan di nasional hingga internasional, tim lokal memiliki keunggulan tersendiri. “Tim lokal di dalam lomba itu bisa menyampaikan unsur kearifan lokal. Dengan adanya ciri itu, teman-teman bisa kuat di situ,” pungkasnya.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya