Ragam
Pembangunan SMP 48 
Pembangunan SMP 48 Sangat Mendesak, Kepala Disdik Bingung Ada Penolakan
SELASAR.CO, Samarinda – Rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda menggabungkan SD 011 di Jalan Gerilya, dengan SD 016 di Jalan Proklamasi, Kelurahan Mugirejo, mendapat protes keras dari warga. Bahkan, pada Rabu (23/10/2019) pekan lalu mereka berunjuk rasa untuk menunjukan penolakan mereka.
Asli Nuryadin, Kepala Disdik Samarinda mengaku bingung dengan adanya penolakan tersebut. Pasalnya lokasi SD 011 yang nantinya akan dijadikan SMP 48 itu sudah sangat mendesak.
“Sistem zonasi mendesak kita mendirikan SMP 48 agar dapat menampung lulusan SD di sana, karena memang ada beberapa daerah kita yang blankspot tidak memiliki sekolah SMP,” ungkap Asli.
Pada tahun ajaran 2019/2020 SMP 48 didirikan dan proses belajar mengajarnya masih menumpang di SD 16 di Jalan Proklamasi. Selama lima bulan berjalan Disdik Samarinda telah mencoba mencari lokasi pembangunan SMP agar tidak lagi menumpang di gedung SD, namun belum juga mendapatkan hasil.
“Kalau mau beli lahan baru kan itu membutuhkan biaya mahal,” kata Asli lagi.
Akhirnya Disdik mendapatkan jalan keluar, yakni dengan cara menggabungkan sekolah dasar. Maka dipilihlah SD 011 yang memiliki 300 siswa, akan digabungkan ke SD 016.
“Saya mendapat laporan bahwa peminat utama itu banyak di SD 016, ketika sudah penuh baru ke SD 011. Nah yang di SD 016 ini akan dibangunkan gedung dua lantai dengan 12 kelas baru,” ujarnya.
Asli mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang wacana penggabungan dua sekolah tersebut. Berdasarkan aturan, untuk satu sekolah itu memiliki batas jumlah rombongan belajar sebanyak 24 kelas.
“Jadi kata Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, boleh saja lebih karena memang ini kan bersifat sementara,” tegas Asli.
Namun selagi pihaknya mengkonsultasikan ke pihak-pihak terkait, terjadi penolakan dari wali-wali murid SD 011. Padahal, penggabungan sekolah sudah pernah dilakukan dirinya pada periode pertamanya menjabat kepala dinas pada tahun 2014-2016.
“Saat periode pertama ada 50 SD saya gabungkan, tidak ada yang ribut. Kita berpikir, kok dalam satu kawasan kenapa bisa sampai tiga sekolah, itu kan bisa diefisienkan,” ujar Asli.
Sehingga pada periode ini, dia berpikir untuk melakukan hal yang sama. Terlebih menurutnya SD 011 dengan SD 016 jaraknya cukup dekat.
Untuk sementara Disdik masih menunggu waktu yang tepat untuk mencari solusi dengan warga sekitar terkait lokasi pembangunan SMP 48. Apakah akan tetap di SD 011, atau mencari lokasi baru.
“Sementara kita cooling down dulu masalah ini, nanti kita akan temui tokoh-tokohnya untuk menyampaikan informasi itu, siapa tahu informasi yang sampai kesana itu keliru,” pungkas Asli.
Penulis: Fathur
Editor: Awan