Ragam
trotoar samarinda 
Proyek Akhir Tahun, Rp 1 Miliar untuk Percantik Trotoar Jalan Kesuma Bangsa
SELASAR.CO, Samarinda – Pada akhir tahun, banyak kegiatan pembangunan yang dikerjakan oleh Pemerintah Kota Samarinda. Salah satunya yang mencolok adalah perombakan trotoar di Jalan Kesuma Bangsa yang berada di tengah-tengah kota.
Tampak area untuk pejalan kaki yang berada di sisi GOR Segiri tengah dipasangi keramik. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Hero Mardanus menuturkan, perombakan trotoar tersebut memiliki kepentingan tinggi. Yakni, untuk beautifikasi (mempercantik) kota.
"Tak lain untuk mempercantik kota kita juga, karena masyarakat juga butuh ruang rekreasi dan ruang santai," kata Hero.
Dia juga menyebutkan, kegiatan beautifikasi ini telah menjadi prioritas Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, tujuannya untuk menambah estetika kota. Namun, karena anggaran yang terbatas, sehingga pada tahun ini kegiatan itu masih difokuskan di satu titik.
Meski disebut biaya pembangunannya terbatas, namun nyatanya dana yang digelontorkan untuk perombakan trotoar itu mencapai angka Rp 1 miliar dari APBD Perubahan. Hero menyebut, kegiatan beautifikasi itu masih akan dilanjutkan di tahun 2020 mendatang.
"Makanya anggaran masih kami hitung. Tapi untuk yang ada sementara ini Rp 1 miliar," bebernya.
Sementara itu Kabid Prasarana Wilayah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda Wahyuni Nadjar mengatakan, kegiatan ini memang bagian dari modal Pemkot Samarinda untuk memudahkan pedestrian (pejalan kaki). Mencontoh Surabaya, Jawa Timur, telah lama menyediakan trotoar yang bagus untuk para pejalan kaki. Sehingga lebih nyaman saat dilewati.
"Makanya selain menambah estetika, kita juga ingin menyediakan ruang-ruang publik agar kota kita lebih layak huni," papar Yuni.
Mengacu pada kota layak huni, bagi Yuni bukan hanya memberi rasa nyaman bagi masyarakat pada umumnya, tapi juga bagi para penyandang disabilitas. Bahkan ia menyatakan, beautifikasi trotoar Kesuma Bangsa juga menjadi pilot project (proyek percontohan) bagi kota lainnya.
"Sehingga untuk mendapatkan branding kota layak huni, perlu banyak pembenahan dari sisi ruang publik," tutup Yuni.
Penulis: Fathur
Editor: Awan