Lingkungan

banjir 

Rp 3 Miliar Disiapkan untuk Tanggap Darurat Banjir Samarinda



Banjir di Bengkuring
Banjir di Bengkuring

SELASAR.CO, Samarinda – Awal tahun, banjir melanda Jakarta dan sekitarnya akibat curah hujan yang tinggi. Curah hujan di ibu kota negara tersebut mencapai 377 mm per hari, tertinggi sejak 154 tahun lalu. Samarinda sebagai kota yang akrab dengan banjir patut waspada, karena bulan Desember-Januari adalah puncak musim hujan.

Kepala Kelompok Tenaga Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Aliansyah menyebutkan, prakiraan curah hujan selama bulan Januari ini mencapai 200-300 mm (akumulasi sebulan) bersifat normal. Sedangkan untuk prakiraan pada dasarian (hitungan sepuluh hari) 1 ini, jumlah curah hujan Kota Tepian antara 50-75 mm.

“Samarinda dan Kaltim secara umum sifat hujannya normal, antara 85-115% rata-ratanya,” ujar Ali.

Ditanya mengenai potensi banjir yang dihasilkan oleh curah hujan tersebut, Ali menjawab hujan bukan penyebab satu-satunya. Masih ada tiga faktor lainnya penyebab banjir.

“Kalau potensi banjir itu tergantung dari lingkungan kita. Apabila lingkungannya bagus, seperti drainase, daya serap, atau pasang surut, dan curah hujan,” sebut Ali. Jika ada dua faktor yang terpenuhi, maka akan terjadi banjir.

Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Hendra AH menuturkan, di puncak musim hujan ini pihaknya telah menyiagakan personelnya untuk berjaga-jaga. “Siaga 24 jam kalau hujan ekstrem melanda Samarinda dan menyebabkan Sungai Karang Mumus (SKM) naik, kita siap menurunkan peralatan utama kami,” kata Hendra ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/1/2020).

Masyarakat Kota Tepian yang sudah akrab dengan bencana alam melahirkan relawan-relawan yang siap turun membantu sesama saat terjadi banjir. Sehingga, kata Hendra, pihaknya sangat terbantu dengan adanya relawan-relawan tersebut. “Para relawan tanpa mengharapkan imbalan, bekerja siang malam seperti kami, dan jiwa berbagi masyarakat patut diacungi jempol,” imbuhnya.

Dia melanjutkan, sejumlah daerah menjadi perhatiannya pada masa-masa ini karena rentan terendam banjir. Seperti daerah Bengkuring, Perumahan Griya Mukti, dan Samarinda Seberang.

“Terutama Jalan Asparagus, Terong Pipit, perumahan Griya Mukti itu cukup dalam juga (banjirnya),” ujarnya.

Selain menyiapkan personel dan peralatan, Hendra mengklaim dana tanggap darurat Kota Samarinda selalu siap. Setiap tahunnya, ada sebanyak Rp 3 miliar dipersiapkan untuk berjaga-jaga ketika musibah banjir melanda.

“Jika Pak Wali Kota mengeluarkan pernyataan tanggap darurat, baru dana tersebut keluar,” tutup Hendra.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya