Utama

hari jadi Kota Samarinda 

Sudah Berumur 60 Tahun, Pemkot Samarinda Belum Bisa Selesaikan Banjir



Wali kota Syaharie Jaang didampingi Sekkot Sugeng Chairuddin usai apel HUT Kota Samarinda
Wali kota Syaharie Jaang didampingi Sekkot Sugeng Chairuddin usai apel HUT Kota Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda - Banjir masih menjadi PR besar yang tidak kunjung tuntas. Hal itu diakui oleh Wali Kota Syaharie Jaang usai menggelar apel hari jadi ke-352 Kota Samarinda dan ulang tahun ke-60 Pemkot Samarinda di Lapangan GOR Segiri, Selasa (21/1/2020).

Jaang menuturkan, dirinya memang tidak bisa menghilangkan banjir dari Kota Tepian. Namun, dia meyakini melalui program-program pengendalian banjir yang sudah dijalankan oleh Pemkot Samarinda selama ini, sudah mengurangi jumlah titik banjir dari tahun ke tahun.

Lebih jauh dia menegaskan, banjir Samarinda lebih dipengaruhi oleh faktor alam. "Kondisinya kan air di Sungai Mahakam lagi tinggi, jadi di Sungai Karang Mumus juga lambat turun. Makanya di atas menggenang," bebernya.

Selain itu Jaang pun menyebutkan, dalam waktu dekat program yang akan dikerjakannya ialah melakukan normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM). Belum lagi proyek penurapan sungai yang akan dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III juga diharapkan mampu menormalkan aliran air di SKM.

"Kalau dulu kan di Jalan S Parman dekat rumah jabatan. Sekarang kita cari sisi yang kosong, nanti diturap," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Jaang juga mengapresiasi rencana Pemprov Kaltim yang akan membelikan alat penyedot sampah. Dia menyambut baik niatan itu, karena dapat membantu mengendalikan banjir di Samarinda. Ucapan terima kasih pun disampaikan Jaang langsung ke Gubernur Kaltim, Isran Noor yang turut hadir dalam agenda HUT Samarinda.

"Tadi saya sampaikan ke Pak Gubernur langsung. Beliau sangat perhatian terhadap Samarinda," ujarnya.

Lebih lanjut Jaang menyebutkan pada tahun 2019, Pemkot Samarinda sudah menganggarkan Rp100 miliar lebih untuk program pengendalian banjir. Anggaran tersebut difokuskan di 2 lokasi dalam bentuk pembangunan drainase. Kedua lokasi tersebut ialah kawasan Sempaja mulai dari simpang 4 Jalan KH Wahid Hasyim dan simpang 3 Jalan DI Pandjaitan.

Efek dari proyek itu diharapkan dapat bisa mengendalikan banjir yang kerap terjadi di jalan DI Panjaitan. “Kalau dalam kondisi normal SKM airnya rendah, walaupun hujan (selama) tiga jam itu tidak sampai satu jam sudah tersedot masuk ke Karang Mumus,” tutup Jaang.

 

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya