Utama

sungai karang mumus Pintu Air Balai Wilayah Sungai Kalimantan III Pemkot Samarinda pengendalian banjir Samarinda PUPR Samarinda 

Pemkot Wacanakan Bangun Pintu Air di Muara SKM untuk Atasi Banjir



Sugeng Chairuddin, Sekkot Samarinda saat menyusuri Sungai Karang Mumus
Sugeng Chairuddin, Sekkot Samarinda saat menyusuri Sungai Karang Mumus

SELASAR.CO, Samarinda – Banjir sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari Samarinda. Namun, kejadian rutin tahunan itu semakin kronis belakangan ini. Pada 2019 kemarin, banjir singgah lebih dari sekali dalam setahun. Kejadian besarnya pada bulan Juni, lebih dari 10.000 jiwa terdampak. Banjir kembali melanda awal tahun 2020, berlangsung selama sepekan dengan ribuan warga terdampak.

Terkait hal itu, pemerintah mulai dari tingkat kota, provinsi, hingga pusat bahu membahu mengentaskan masalah banjir di Samarinda. Melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, pemerintah pusat mengucurkan sebanyak Rp 65 miliar dari APBN. Tidak ketinggalan Pemprov Kaltim juga mengalokasikan Bantuan Keuangan (Bankeu) sebanyak Rp 340 miliar.

Di tengah program pengendalian banjir bernilai ratusan miliar tahun 2020 itu, Pemkot Samarinda kembali memunculkan wacana program baru untuk mengendalikan banjir Samarinda. Yaitu, membuat pintu air di muara Sungai Karang Mumus (SKM).

Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin mengungkapkan, pembuatan pintu air di ujung SKM bukanlah hal baru. Sudah ada dalam masterplan banjir Samarinda sejak tahun 2004 silam.

“Pintu air itu kan ada dalam masterplan banjir kita. Ada sudah mulai dulu, cuma belum dieksekusi. Mungkin kesulitannya karena kapal dan sebagainya, tapi ke depan harus dieksekusi,” ujar Sugeng belum lama ini.

Dari gelondongan anggaran ratusan miliar untuk pengendalian banjir tahun ini, Sugeng mengaku program pembangunan pintu air tidak masuk di dalamnya. Untuk itu, pada tahun ini Pemkot Samarinda akan memperjuangkannya. “Saya dorong tahun ini, mudah-mudahan bisalah diakomodir. Kalau tidak bisa, ya, tahun 2021,” imbuhnya.

Lebih lanjut mengenai pendanaan pembangunan, Sugeng berharap tidak menggunakan APBD Samarinda. “Kita berharap pendanaannya dari provinsi atau pusat lah, karena bukan sedikit (dana) pintu air dan mesin pompanya itu,” jelas Sugeng.

Sementara itu, Budi Tristiyono, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda menambahkan, Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan pintu air sampai saat ini belum ada. Namun pihaknya memastikan di tahun ini akan membahasnya dengan BWS Kalimantan III.

Ditanya soal besaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun pintu air itu, Budi mengaku belum bisa menyebutkan angka pastinya. Pihaknya masih perlu waktu untuk berhitung. “Mungkin di atas seratus (miliar), untuk penurapan dengan pintu-pintu seperti di Jalan Diponegoro dan Hidayatullah itu perlu pintu-pintu (air),” ujarnya.

Mengenai lokasi pembangunan pintu air nantinya di sekitar Jembatan I tepatnya di Polsek KP3 Samarinda. “Kemungkinan titiknya paling pas di situ. Makanya koordinasi supaya bisa bergeser, kan demi kepentingan orang banyak,” tutup Budi.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya