Kutai Kartanegara

ODP PDP Pasien Diisolasi Karantina 

Cerita Para Pelajar Kukar yang Jalani Karantina di Hotel Berbintang



Fahril Gustam (kiri), Siti Nurhabibah (tengah), Sukmala Dewi (Kanan) saat menjalani karantina di Hotel Grand Fatma, Tenggarong.
Fahril Gustam (kiri), Siti Nurhabibah (tengah), Sukmala Dewi (Kanan) saat menjalani karantina di Hotel Grand Fatma, Tenggarong.

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kutai Kartanegara (Kukar) melakukan langkah antisipatif untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Salah satunya menyediakan sejumlah hotel untuk mengkarantina pelajar dan mahasiswa yang menjalankan studi di luar Kalimantan Timur (Kaltim), terutama di daerah berkategori terjangkit.

Hingga kini ada delapan hotel yang disiapkan oleh Pemkab Kukar, bahkan beberapa di antaranya hotel berbintang, yakni Hotel Grand Elty, Hotel Lesong Batu, dan Hotel Grand Fatma. Sejumlah pelajar yang menjalani massa karantina menceritakan pengalaman mereka kepada SELASAR.

Sukmala Dewi yang berkuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan mengatakan ia tiba di Kaltim pada Selasa 31 Maret 2020. Saat tiba di Bandara SAMS Sepinggan, ia melalui sejumlah pemeriksaan yang ketat oleh petugas kesehatan bandara.

Setelah melalui pemeriksaan kesehatan dan pendataan di bandara, mahasiswa semester 6 jurusan Pendidikan Agama ini mengaku dijemput oleh petugas dari Pemkab Kukar. Kemudian, dibawa menggunakan bus Pemkab Kukar, ke Hotel Grand Fatma Tenggarong, untuk dikarantina.

Sukma mengaku selama enam hari dikarantina masih menjalani kuliah secara online. Namun di luar kuliah, untuk mengisi waktu, ia hanya menonton televisi atau main game online. "Kuliah online, 90 menit, Senin sampai Jumat, waktunya tergantung arahan dosen," kata Sukma.

Pelajar asal Kecamatan Loa Kulu ini di dalam kamar bersama dengan adik kandungnya yang juga satu kampus dengan dirinya.

Para pelajar berolahraga bersama saat dikarantina

Berbeda dengan Sukmala Dewi, Fahril Ghustam, Mahasiswa Universitas Negeri Malang mengatakan ia tiba di Kaltim pada Senin 30 Maret 2020. Fahril berangkat melalui Bandara Juanda Surabaya dan mendarat di Bandara APT Pranoto Samarinda. Di Bandara APT Pranoto pun Fahril melalui sejumlah pemeriksaan kesehatan dan pendataan yang sama dengan Sukma, hingga berada di Karantina Hotel Grand Fatma Tenggarong.

Mahasiswa semester 6 jurusan Ilmu Keolahragaan ini mengaku, untuk mengatasi kebosanan saat karantina, jika tidak ada jam kuliah online, ia berolahraga di kamar maupun di lorong hotel. "Aku biasanya olahraga di dalam kamar atau di lorong hotel, naik turun tangga," kata Fahril.

Sementara itu Siti Nurhabibah mahasiswa semester 4 jurusan Rekam Medis Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kediri, Jawa Timur, mengatakan saat berangkat dari Kediri pada Senin 30 Maret 2020, kondisi Kediri zona merah.
"Kemaren saat berangkat dari Kediri masih zona merah, makanya diliburkan," kata Nurhabibah.

Mahasiswa asal Kecamatan Kota Bangun ini mengaku merasa bosan saat dikarantina. Namun, ia mengaku tetap menjalani karantina ini untuk kebaikan keluarga dan kebaikan bersama. Ia masih melakukan kuliah online setiap hari Senin hingga Sabtu. Selain itu, ia juga masih mendapatkan tugas dari kampus, sehingga saat dikarantina masih bisa mengisi kegiatan-kegiatan dengan mengerjakan tugas dari kampus.
"Kuliah online, atau ngerjain tugas gitu, selebihnya di kamar aja," jelasnya.

Untuk diketahui, para pelajar yang dikarantina, disiapkan program dan kegiatan setiap harinya. Kondisi kesehatan para pelajar pun aktif dipantau petugas dari Dinas Kesehatan Kukar. Selain itu setiap pagi mereka melakukan senam bersama untuk menjaga kondisi badan selalu bugar.

Ketiga mahasiswa ini pun mengapresiasi langkah Pemkab Kukar untuk mengantisipasi dan mencegah penyebaran Covid-19 di Kukar. Ketiganya berharap agar wabah ini segera mereda, sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal.

Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan

Berita Lainnya