Utama
Cegah Corona Tim Surveilance klaster gowa Transmisi Lokal 
Dua Klaster Selesai, Kini Samarinda Waspadai Penyebaran Covid-19 dari Tetangga
SELASAR.CO, Samarinda – Hampir dua bulan sudah corona virus disease 2019 (Covid-19) berada di Kota Tepian. Sejak awal kemunculannya, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda telah mengidentifikasi kasus-kasus konfirmasi positif Covid-19 berdasarkan asal daerahnya yang kemudian disebut sebagai klaster-klaster penularan.
Ada beberapa klaster daerah asal penularan yang ada di Kota Samarinda, di antaranya klaster seminar masyarakat antiriba Bogor, klaster pertemuan KPU RI di Jakarta, dan klaster Ijtima Dunia di Gowa Sulawesi Selatan. Dua klaster pertama disebutkan telah dinyatakan tuntas, yang tersisa saat ini adalah klaster Gowa yang terus menambah angka-angka pasien positif Covid-19 di Kota Tepian.
Tuntasnya klaster Bogor dan KPU tidak lepas dari respons cepat DKK Samarinda melalui Tim Surveilance Covid-19 melakukan deteksi dan melakukan tindakan agar tidak terjadi penularan secara lokal di tengah masyarakat.
Salah seorang anggota Tim Surveilance DKK Samarinda, dr Ery Wardhana menuturkan kepada SELASAR, seluruh kontak erat dengan pasien Covid-19 dari tiga klaster telah diketahui. Termasuk dari klaster Gowa.
Berita Terkait
dr Ery Wardhana
“Banyak yang positif dari klaster Gowa ini. Beberapa sembuh dan kembali ke masyarakat, beberapa orang masih dikarantina atau isolasi di rumah sakit maupun pusat karantina Covid-19. Tapi kita berhasil memutus rantai penularan dari Covid-19 dari klaster ini di Samarinda, semua yang kontak erat sudah kami test,” tutur Ery, Selasa (12/5/2020) malam.
Penulusuran kasus-kasus impor hampir tuntas, tapi kini tim Surveilans mewaspadai sumber penularan baru yang berasal dari daerah tetangga di Kaltim. Diketahui, tujuh kabupaten/kota di Bumi Etam selain Samarinda dan Mahakam Ulu telah dinyatakan zona merah karena adanya kasus transmisi lokal, terutama Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
“Saat ini kami mewaspadai penyebaran Covid-19 dari tetangga kita karena 2 minggu kemarin penerbangan dibatasi. Tren PDP saat ini yang dirawat di Pusat Karantina Covid-19 Samarinda adalah mereka dengan riwayat perjalanan dari Balikpapan dan Kukar,” ujarnya.
Saat ini, tim dokter di RS Karantina Gedung Bapelkes Kaltim hanya menunggu hasil swab test PCR atau Polymerase chain reaction. Beberapa di antara mereka, sebut Ery, telah dipulangkan saat hasil swab negatif kendati rapid tes sebelumnya reaktif.
Ery turut menyinggung soal pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal di RS Dirgahayu pada Minggu (3/5) lalu, dimana hasil swabnya positif Covid-19. Berdasarkan penelusuran pihaknya, pasien memiliki riwayat dari Kota Balikpapan, walaupun keluarga membantah.
“Kami masih yakin sumbernya dari luar Samarinda. Kami juga sudah konfirmasi ke Dinkesprov bahwa memang ada riwayat ke pelabuhan di Balikpapan,” tegas Ery.
“Almarhum ada riwayat hipertensi dan infeksi Covid-19 memperparah kondisinya. Ini sebenarnya yang dari awal ingin kami sampaikan ke masyarakat, mereka yang punya penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung adalah orang-orang yang rentan jika terinfeksi Covid-19,” jelas Ery.
Pasien laki-laki 36 tahun yang kemudian diberi kode sebagai kasus SMD 33 itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 3.45 Wita dengan dugaan penyakit penyerta stroke. Pemulasaran dan pemakaman pun dilakukan sesuai protap Covid-19 di Taman Pemakaman Raudhatul Jannah Tanah Merah.
Penulis: Fathur
Editor: Awan