Utama

Positif Corona Penambahan Corona Penyebaran Covid-19 

Usai Relaksasi, Kaltim Menuju Puncak Kedua Masa Pandemi



Andi M Ishak, Plt Kadinkes Kaltim saat melakukan konferensi pers secara virtual
Andi M Ishak, Plt Kadinkes Kaltim saat melakukan konferensi pers secara virtual

SELASAR.CO, Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur mengumumkan perkembangan terbaru penanganan virus corona (Covid-19) di Kaltim.

Hari ini, Kamis (16/7/2020), terjadi penambahan 24 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus tersebut terdistribusi di Kubar, PPU, Balikpapan, Paser, Samarinda, dan Kukar.

“Sampai saat ini kasus Covid-19 belum menunjukkan tanda akan berakhir. Kalau kita lihat dari jumlah kasus yang terjadi baik nasional dan Kaltim, ini juga masih menunjukkan angka yang cukup tinggi,” ujar Andi.

Berikut detail penambahan kasus positif Covid-19 baru di Kaltim:

a) Kutai Barat 3 Kasus

  1. KBR 33 wanita 18 tahun, KBR 34 wanita 31 tahun dan KBR 35 laki-laki 55 tahun, merupakan OTG kontak erat kasus KBR 31 dan KBR 32, kasus dirawat di RS Pratama Kutai Barat.

b) Penajam Paser Utara 1 Kasus

  1. PPU 25 laki-laki 30 tahun, merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan karena terindikasi kontak erat dengan kasus positif Covid-19, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.

c) Balikpapan 5 Kasus

  1. BPN 284 laki-laki 49 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam, batuk, nyeri ulu hati dan lemas serta gambaran Pneumonia pada foto thoraks, kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Balikpapan.
  2. BPN 285 laki-laki 34 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam, batuk dan sesak nafas serta gambaran Bronchopneumonia pada foto thoraks, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  3. BPN 286 laki-laki 37 tahun dan BPN 287 laki-laki 30 tahun warga Balikpapan, merupakan OTG kontak erat (rekan kerja) BPN 257, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  4. BPN 288 wanita 25 tahun warga Balikpapan, merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan sebagai persyaratan kembali bekerja, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.

d) Paser 2 Kasus

  1. PSR 56 laki-laki 40 tahun dan PSR 57 21 tahun warga Paser, merupakan OTG yang terindikasi kontak erat dengan kasus positif, kasus dirawat di RSUD Panglima Sebaya.

e) Samarinda 10 Kasus

  1. SMD 124 wanita 64 tahun warga Samarinda, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Samarinda dengan keluhan demam dan batuk dengan komorbid penyakit ginjal, kasus dirawat di RSUD IA Moeis Samarinda.
  2. SMD 125 laki-laki 52 tahun dan SMD 126 wanita 49 tahun warga Samarinda, merupakan OTG kasus melakukan isolasi mandiri.
  3. SMD 127 laki-laki 33 tahun warga Jawa Tengah, merupakan OTG yang kontak erat (rekan kerja dalam satu perjalanan) dengan SMD 83, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
  4. SMD 128 laki-laki 51 tahun, SMD 129 laki-laki 15 tahun, SMD 130 wanita 45 tahun dan SMD 131 wanita 44 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang kontak erat (keluarga) dengan kasus SMD 71, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
  5. SMD 132 wanita 27 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang baru kembali dari Kalimantan Tengah, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
  6. SMD 133 wanita 6 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang baru Kembali dari Kalimantan Tengah, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.

f) Kutai Kartanegara 3 Kasus

  1. KKR 94 laki-laki 50 tahun warga Kutai Kartanegara, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Kutai Kartanegara dengan komorbid DM, kasus dirawat di RSUD AM Parikesit Tenggarong.
  2. KKR 95 wanita 62 tahun warga Kutai Kartanegara, merupakan ODP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Kutai Kartanegara dengan keluhan lemas, kasus dirawat di RSUD AM Parikesit Tenggarong.
  3. KKR 96 laki-laki 36 tahun warga Kutai Kartanegara, merupakan OTG yang bekerja di Samarinda, kasus melakukan isolasi mandiri.

Ditambahkan Andi, saat ini Kaltim menuju puncak kedua masa pandemi, setelah sebelumnya terjadi pada bulan Mei. “Sebelum lebaran juga mengalami peningkatan dan selanjutnya menurun. Sejak dilakukan relaksasi ini menunjukkan peningkatan kasus yang cukup tinggi,” tambah Andi.

Untuk merespons hal ini, kata Andi, perlu diikuti dengan kewaspadaan dan kepedulian semua masyarakat. Untuk bisa mencegah penularan terus terjadi, masyarakat harus membentengi diri dengan melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya