Utama

Pidato Jokowi Pidato kenegaraan Jokowi Presiden Indonesia Irwan 

Jokowi Pidato Soal Lompatan Besar, Irwan: Pemerintah Jangan Kesah Maha



Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada sidang tahunan MPR, Jumat (14/8). Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada sidang tahunan MPR, Jumat (14/8). Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

SELASAR.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Jumat (14/8/2020) menyampaikan pidato di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD tahun 2020 di Gedung MPR, Senayan, Jakarta. Dalam pidatonya persoalan ekonomi negara saat pandemi Covid-19 menjadi salah satu yang dibicarakan.

Presiden Jokowi mengatakan, krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal kedua minus 5,32 persen. Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17 persen. Kemunduran banyak negara besar ini ia sebut bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan.

“Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya,” ucapnya dalam pidato.

Dirinya pun menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, para pemuka agama dan tokoh-tokoh budaya, agar menjadikan momentum musibah pandem ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar.

“Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental melakukan transformasi besar menjalankan strategi besar-strategi besar, di bidang ekonomi hukum pemerintahan sosial kebudayaan termasuk kesehatan dan pendidikan,” ucapnya.

Presiden Jokowi pun turut membahas soal bantuan sosial masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Dirinya menyebut bahwa pemberian bansos kepada masyarakat harus dilakukan secara cepat.

“Ketika krisis kesehatan tersebut berdampak pada perekonomian nasional, kita juga harus cepat bergerak: memberikan bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, BLT Desa, dan subsidi gaji; membantu UMKM untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh banpres produktif berupa bantuan modal darurat, dan membantu pembelian produk-produk mereka; membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK, antara lain melalui bantuan sosial dan Program Prakerja,” jabarnya.

Hal itu pun ia katakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu semua, pemerintah cepat melakukan perubahan rumusan program; menyesuaikan program kerja dengan situasi terkini; melakukan realokasi anggaran dalam waktu singkat; menerbitkan Perppu No.1 Tahun 2020, yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi UU No.2 Tahun 2020; bersinergi dengan BI, OJK, dan LPS untuk memulihkan perekonomian. Terima kasih kepada anggota DPR atas kerja cepatnya.

Menanggapi hal tersebut, Irwan, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat mengatakan, secara umum dirinya mengapresiasi semangat yang disampaikan dalam pidato presiden hari ini. Namun, ia menilai pidato yang disampaikan cenderung normatif, bahkan berbeda jauh dengan yang dirasakan rakyat saat ini.

“Bicara lompatan besar dalam momentum krisis ini pemerintah juga ketinggalan. Bukan lompatan besar yang diraih tetapi terjerumus dalam pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen,” ujar Irwan.

Selain itu dikatakan Irwan dalam hal reformasi fundamental, dalam cara pemerintah bekerja juga tidak terbukti. Faktanya Presiden sampai harus berkali-kali marah pada pembantunya karena lamban dalam bekerja menangani covid-19 dan dampaknya. Kesiapsiagaan dan kecepatan kerja kabinet Jokowi, terlihat biasa-biasa saja dan cenderung lamban, seperti tidak ada peristiwa Covid-19.

“Di masa Pandemi Covid-19 ini bantuan sosial bagi masyarakat melalui bantuan sembako, bansos tunai, UMKM, korban PHK, Program Kartu Prakerja. Realisasinya masih juga rendah. Bahkan BPJS dan tarif listrik naik dan banyak iuran atau pajak ditarik dari rakyat. Perkembangan Covid-19 juga terus bertambah tiap harinya,” imbuhnya.

Dirinya pun sepakat dengan dengan presiden, pemerintah harus belajar cepat dari krisis kembar ini. Pembantu presiden harus bisa memanfaatkan momentum krisis ini melakukan lompatan kemajuan, untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Jika tidak, maka bangsa ini bisa semakin terjerumus dalam pandemi berikut dampaknya.

“Harapan saya di hari kemerdekaan ini pemerintah jangan kesah maha, harus benar-benar berjuang selamatkan dan sejahterakan rakyat. Harapan Rakyat Perjuangan kita semua. Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Bangkit,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya