Kutai Timur

TPST  DLH Kutim tempat pembuangan akhir  tempat pengolahan sampah terpadu 

Atasi Masalah Sampah di Sangatta, Pemkab akan Bangun TPST di Belakang Pasar Induk



Kepala Bidang Pengelolahan Sampah dan Limbah B3 DLH Kutim, Sugiyo
Kepala Bidang Pengelolahan Sampah dan Limbah B3 DLH Kutim, Sugiyo

SELASAR.CO, Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Kutai (Kutim) terus berupaya mencari solusi mengatasi permasalahan sampah, khususnya di Sangatta. Bagaimana tidak, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim total produksi sampah  di Sangatta bisa mencapai 80 ton per harinya.

Hal itu membuat tempat pembuangan akhir (TPA) di Sangatta Utara mulai overload. Terlebih, hingga saat ini, DLH Kutim juga belum memiliki lahan TPA yang baru dan permanen. Akibatnya, DLH Kutim kewalahan untuk menampung sampah rumah tangga setiap harinya.

Berangkat dari permasalahan itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolahan Sampah dan Limbah B3 DLH Kutim, Sugiyo, mengaku pihaknya telah bersurat ke PT KPC sejak tahun 2017 untuk meminta lahan lokasi TPA. Namun, solusi yang diberikan perusahan itu, dalam waktu ini adalah akan membangunkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

“KPC akan membangunkan TPST, yang fungsinya sebagai TPA. Jadi di situ nantinya ada alat incinerator, pembakar sampah modern, yang kapasitasnya 50 ton setiap harinya, tepatnya di belakang pasar Induk Sangatta,” ungkapnya.

Dengan solusi yang ditawarkan perusahaan pertambangan terbesar di Kutim itu, diharapkan ke depan masalah sampah bisa segera teratasi. “Rencananya semua akan dibantu oleh KPC, seperti pengadaan alatnya serta bangunannya, lokasinya sudah dicek KPC dengan UPT Pasar, dan lokasinya hampir pasti di situ (belakang Pasar Induk Sangatta),” imbuh Sugiyo.

Terkait kekhawatiran apakah tidak akan menimbulkan bau yang menyengat saat TPST dibangun, menurut Sugiyo, dimana-mana pasar pasti bau. “Yang jelas sebelum orang membangun sudah pasti berpikir 2 sampai 3 kali. Pasti sudah dipikirkan dampaknya seperti apa, pengelolaannya bagaimana. Ini kan kita upayakan pakai teknologi,” terangnya.

Rencananya TPST itu hanya berfungsi untuk membakar sampah. Bahkan sisa pembakaran sampahnya bisa dijadikan bahan bangunan seperti batako. “Jadi sampahnya tidak dibuang lagi, mungkin juga nanti di situ ada pemilahan sampah, seperti yang organik dijadikan kompos dan yang tidak bisa digunakan akan dimusnahkan dengan cara dibakar," ujar Sugiyo.

Penulis: Bonar

Berita Lainnya