Kutai Kartanegara
Perayaan Ibadah Natal libur nataru ibadah Natal Gereja Paroki Santo Pius X Tenggarong 
Perayaan Ibadah Natal di Tenggarong Dilaksanakan Sesuai Protokol Kesehatan
SELASAR.CO, Kutai Kartanegara - Meski sedang dilanda Pandemi Covid-19, sejumlah Gereja di Kutai Kartanegara (Kukar) tetap melakukan ibadah Natal. Pelaksanaan ibadah Natal tahun ini dilaksanakan umat kristiani secara sederhana. Sesuai Surat Edaran Bupati Kukar Nomor B-410/DINKES/065.11/12/2020, perayaannya lebih menekankan persekutuan di tengah-tengah keluarga dan penyelenggaraan secara daring yang telah disiapkan oleh para Pengurus/Pengelola rumah ibadah.
Di Gereja Paroki Santo Pius X Tenggarong, pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal yang diselenggarakan secara berjama’ah/tatap muka tetap membatasi jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan ibadah dan perayaan Natal maksimal 50 persen dari kapasitas gereja.
Pengurus Gereja Paroki St Pius X Tenggarong Jemau Johanes mengatakan kegiatan ibadah yang diselenggarakan di Gereja Paroki St Pius X Tenggarong hari ini berlangsung kondusif. Ia juga menyebutkan sebelum satu minggu menyambut Perayaan Natal pihaknya sudah mempersiapkan apa saja yang telah dianjurkan dalam surat edaran himbauan bupati tersebut.
"Termasuk menyiapkan petugas untuk melakukan pengawasan terhadapan penerapan protokol kesehatan di area rumah ibadah," kata Jemau Johanes.
Berita Terkait
Pihaknya juga memberlakukan penerapan protokol kesehatab yakni 4 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menghindari kerumunan). Selain itu pihaknya juga melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area Gereja. Kemudian pihaknya juga telah membatasi pintu/jalur keluar masuk rumah ibadah guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan. Selain itu ia menyebutkan telah menyediakan fasilitas cuci tangan/sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan pintu keluar rumah ibadah dan menyediakan alat pengecekan suhu di pintu masuk bagi seluruh umat yang datang.
Pihaknya juga telah menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan tanda khusus di lantai/kursi, minimal jarak 1 meter serta melakukan pengaturan jumlah jemaat/umat/penggguna rumah ibadah yang berkumpul dalam waktu bersamaan.
"Itu kami persiapkan kurang lebih yang intensifnya itu satu minggu terakhir ini lah," katanya.
Ia menjelaskan untuk perayaan Ekaristi di hari ini telah dibagi menjadi dua sesi. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kepadatan umat yang berada didalam rumah ibadah tersebut.
"Jadi perayaan Ekaristi pertama itu mulai jam 5, terus nanti perayaan Ekaristi kedua itu jam 9 malam, ini untuk mengurangi kepadatan di Gereja," tutupnya.
Penulis: Juliansyah
Editor: Faidil Adha