Kutai Kartanegara
Terapi Plasma  Plasmaferesis  RSUD Aji Muhammad Parikesit terapi plasma konvalasen pasien covid-19 sembuh pengobatan pasien covid-19 
Terapi Plasma Pertama di RSUD Aji Muhammad Parikesit Kukar
SELASAR.CO, Tenggarong - Plasmaferesis pertama kali dilakukan di RSUD Aji Muhammad Parikesit sebagai terapi plasma konvalasen. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Terapi Plasma Konvalasen dr Yanny Muvitta Sari.
Yanny mengatakan, terapi ini adalah sebagai terapi tambahan untuk vasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit. Ia pun menyebutkan, jika pasien Covid-19 ini dinyatakan sembuh, diharapkan bisa jadi pendonor di rumah sakit tersebut, agar bisa membantu dan menyelamatkan pasien-pasien yang masih menderita Covid-19.
"Karena pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 itu mempunyai kekebalan atau antibodi, jadi kita berharap bisa membantu penyembuhan pasien-pasien yang masih menderita penyakit Covid-19 ini," ujar Yanny.
Ia menjelaskan, selama penelitian, terutama bagi pasien Covid-19 yang sudah sembuh, biasanya kekebalan atau antibodinya akan menghilang dalam waktu enam sampai dua belas bulan. Sebaiknya satu bulan setelah terkena positif Covid-19, disarankan untuk dicek antibodinya. Hal itu dilakukan, agar yang sudah sembuh dari Covid ini bisa mendonorkan darahnya untuk pasien yang masih menderita Covid-19.
Berita Terkait
"Minimal tanpa gejala, kita akan cek antibodi, tetap kita akan screening untuk di tes PCR untuk memastikan dia negatif dan tidak terinfeksi, kemudian antibodi juga sudah memenuhi syarat untuk bisa menjadi pendonor," jelas Yanny.
Ia pun menyebutkan, saat ini pihaknya membutuhkan banyak pendonor, terutama para pasien yang sudah sembuh dari Covid-19, untuk bisa mendonorkan darahnya. "Di saat inilah kita mencoba untuk membantu saudara-saudara kita yang masih dirawat," ujarnya.
RSUD Aji Muhammad Parikesit rencananya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kukar, untuk mensosialisasikan terapi plasma konvalesen ini, agar kesadaran masyarakat yang sudah sembuh dari Covid-19, untuk bisa mendonorkan darahnya. Sehingga ini bisa menjadi terapi tambahan untuk pasien yang masih dirawat.
Sementara itu, Spesialis Patologi Klinik dr Wahidah menambahkan, kriteria yang boleh mendonorkan darahnya adalah pasien yang memang benar-benar sehat dan tidak ada gejala samasekali dari Covid-19. Untuk memastikan hal itu maka akan dilakukan screening.
"Ada empat screeniang biasanya yang kita lakukan, yaitu hepatitis b, hepatitis c, HIV, dan sipilis," ujar Wahidah.
Kemudian, dari berat badan pendonor juga diperhatikan. Untuk pendonor berat badannya mencapai 95 kg ke atas, itu darahnya bisa diambil sebanyak 400 cc, tapi kalau di bawah itu, akan diambil sekitar 200cc.
"Jadi intinya, syarat pendonor, dewasa, umurnya 17 sampai 60 tahun, terutama laki-laki, kalau perempuan harus tidak boleh hamil, karena akan memberikan reaksi dalam pemberian terapi kita dalam lapangan," jelas Wahidah.
Terkait terapi plasma konvalesen, Sekkab Kukar, Sunggono pun hadir dan turut berpartisipasi untuk mendonorkan darahnya. Diketahui, Sunggono pernah terkonfiramasi positif Covid-19, tepatnya pada tanggal 26 September 2020 lalu. Sungguno pun mengatakan, sementara ini masih dalam tahap pemeriksaan, dan sampel darahnya juga sudah diambil, untuk memastikan apakah ia bisa jadi pendonor.
"Darah saya sudah diambil untuk diperiksa, kalau ternyata dianggap saya sehat dan darah saya bisa dimanfaatkan untuk orang lain, maka nanti insyaAllah saya akan mendonorkan darah saya untuk teman-teman yang sakit," ujar Sunggono.
Ia pun mengharapakan agar masyarakat yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 bisa ikut berpartisipasi untuk mendonorkan darahnya. Selain itu, ia berharap pengobatan melalui terapi plasma konvalesen ini bisa membantu percepatan penyembuhan terhadap masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Yang pertama kita berterima kasih kepada Pemerintah Pusat, karena alat ini dari Pemerintah Pusat, terima kasih atas atensinya dan atas perhatiannya kepada daerah kita. Sehingga pengobatan warga Kutai yang terkonfirmasi positif ini bisa cepat dilaksanakan," tutup Sunggono.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan