Kutai Timur

DPRD Kutim Kutim Sangatta 

Anggota DPRD Berharap Dosen STAIS Tidak Mogok Mengajar



Akademisi bersama karyawan dan mahasiswa mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Darah Kutim, untuk mengadukan nasib mereka
Akademisi bersama karyawan dan mahasiswa mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Darah Kutim, untuk mengadukan nasib mereka

SELASAR.CO, Sangatta - Aliansi Dosen dan Karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kutai Timur, kembali melakukan aksi setelah tuntutan mereka agar gaji selama 6 bulan terakhir segera dibayarkan, tak kunjung terealisasi.

Kali ini, akademisi bersama karyawan dan mahasiswa mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Darah (DPRD) Kutim, untuk mengadukan nasib mereka. Salah satu legislator yang hadir adalah Ketua Komisi D yang membidangi kesejahteraan rakyat, Maswar.

Menurutnya, persoalan yang tengah dihadapi dosen dan karyawan STAIS, juga dialami oleh saudaranya yakni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), serta beberapa organisasi. Bahkan termasuk dana makanan tahanan Polres Kutim.

“Semua hibah tengah bermasalah, ada pemberlakuan sistem baru. Jika sebelumnya menggunakan SIMDA kini menjadi SIPD. Dan Pemerintah sekarang sedang beradaptasi dengan sistem itu,” jelas Maswar.

Bahkan, ada Peraturan Dalam Negeri (Permendagri) yang menggugurkan Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur soal dana hibah. Maka, solusinya diperlukan Perbup baru sebagai payung hukum untuk mengatur soal dana hibah.

Terkait kondisi dapur dosen dan karyawan STAIS yang tidak mengepul sejak tidak mendapatkan hak mereka selama 6 bulan terakhir, politisi Golkar itu menyebut bisa dicarikan solusinya dengan dana talangan maupun yang lain. Tapi bakal menjadi buah simalakama. Menurutnya, selesai persoalan di STAIS, lalu bagaimana dengan STIPER dan yang lainnya?

“Dosen jangan ada yang mogok, karena kita harus berpikir bijak bahwa semua orang ada masalah. Masalah berat dan ringan kita hadapi bersama. Tapi bagaimana juga kita menyelesaikan masalah tanpa ada masalah baru. Dengan adanya mogok, maka mengakibatkan tertundanya mata pelajaran, yang akan merugikan mahasiswa,” tegasnya.

Komisi D mengharapkan agar persoalan ini dapat segera terselesaikan tanpa ada persoalan yang baru. Oleh sebab itu, dirinya bakal terus mengawal persoalan ini hingga ke pemerintah, agar apa yang menjadi tuntutan dosen dapat terpenuhi.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya