Kutai Timur

Kominfo Kutim Kutim Sangatta 

Diminta Bersabar, Wabup Pastikan Gaji Dosen STAIS Dibayar



Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang
Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang

SELASAR.CO, Sangatta - Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang meminta dosen dan staf Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) Kutai Timur, untuk bersabar. Dia memastikan gaji akan dibayar. Namun, karena berbagai kendala, terutama regulasi, sehingga pencairan hibah belum bisa terealisasi.

“Saya sudah sampaikan, dosen STAIS orasi minta agar gaji mereka dibayar. Itu kita maklumi, namun harusnya mereka sabar. Sebab semua hibah sampai kini belum ada yang cair, karena ada perubahan regulasi yang harus kita ikuti,” kata Kasmidi, dua hari lalu pada wartawan di Sangatta.

Menurutnya, tidak dapat dimungkiri, pemerintah saat ini harus hati-hati mengucurkan hibah. Meskipun STAIS adalah milik yayasan yang dibentuk pemerintah. Pemerintah kabupaten-kota tidak bisa memiliki perguruan tinggi, sehingga dibentuk yayasan untuk menaungi STAIS.

“Meskipun demikian, tetap juga kami hati-hati karena anggaran yang kita kasih tetap hibah. Karena hibah itu tidak boleh tiap tahun berturut-turut, kecuali ada beberapa organisasi termasuk PKK, KONI, KNPI Pramuka dan lainnya, yang boleh mendapat hibah rutin, sesuai dengan regulasi. Karena itu, untuk memberikan hibah pada Yayasan STAIS, kami kini sedang melakukan konsultasi dengan BPK. Sebab bagaimana pun ini tanggung jawab pemerintah. Setelah ada hasil konsultasi dari BPK, baru kami bisa cairkan,” urainya.      

Diberitakan sebelumnya, Aliansi Dosen dan Karyawan STAIS mengadakan orasi secara bergantian di depan Kantor STAIS, Jalan Soekarno-Hatta, Senin (14/6/2021). Mereka menuntut agar gaji mereka dibayar, karena sudah enam bulan belum gajian.

Selain dosen, mereka dibantu puluhan mahasiswa, yang turut menyatakan keprihatinan akan nasib dosen mereka yang belum gajian. Sementara mereka terus menjalankan tugas tiap hari untuk mengajar sekitar 1.100 mahasiswa.

Sementara itu, Ketua STAIS, Dr Arief Rembang Supu, kepada wartawan mengatakan, jika menuntut gaji, seharusnya para demonstran menuntutnya ke yayasan. “Kan yayasan yang mengelola anggaran. Anggaran itu berupa hibah dari Pemkab Kutim, masuk yayasan kemudian yayasan bayar gaji ke dosen dan karyawan. Saya sebagai ketua STAIS, hanya sebagai koordinator dosen dalam urusan pendidikan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Pendidikan Ilmu Agama Islam Kalimantan, yang membawahi STAIS, Kaliman, mengatakan sebelum lebaran, semua proses pencairan hibah senilai Rp3 miliar yang akan diterima yayasan, sudah selesai. Namun hingga kini belum cair. “Kami juga tidak tahu kendalanya apa, tapi memang dilematis. Sebab seharusnya hibah tidak boleh rutin tiap tahun, jadi mungkin ada kendala dalam pencairannya,” jelas Kaliman.

Penulis: Gunawan
Editor: Awan

Berita Lainnya