Kutai Kartanegara
Desa Sungai Payang Badan Usaha Milik Desa Bumdes Sungai Payang Sejahtera Prokom Kukar 
Badan Usaha Milik Desa di Kukar Ini Bisa Raih Omzet Rp7,8 Miliar
SELASAR.CO, Tenggarong - Desa Sungai Payang yang dulunya sempat berstatus desa tertinggal, kini telah menjadi desa berkembang. Desa yang dikelilingi perusahaan tambang batu bara dan kelapa sawit ini berhasil mensejahterakan masyarakat melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sungai Payang Sejahtera.
Kepala Desa (Kades) Sungai Payang, Rusidin, mengatakan, Desa Sungai Payang ini berada di wilayah Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar). Desa ini berdiri pada tahun 1972, dengan luas wilayah 45 ribu hektare.
Pada tahun 2016 lalu, Rusidin terpilih sebagai kepala desa. Pada saat itu, ia melihat bahwa potensi Desa Sungai Payang sangat besar, karena sejumlah perusahaan pertambangan dan perkebunan telah beroperasi di sana. Namun, pada saat itu kesejahteraan masyarakat belum maksimal. Sejak itu ia berniat untuk mengembangkan Bumdes Sungai Payang.
"Dari situlah saya berniat mengembangkan Bumdes," ujar Rusidin.
Berita Terkait
Pada awal tahun 2017, pemerintah desa melakukan pembenahan terhadap sistem administrasi Bumdes. Dengan memanfaatkan dana desa dari pemerintah pusat, 12 unit usaha pun mulai dikembangkan oleh Bumdes. Di antaranya menyediakan jasa angkutan tandan buah sawit, jasa pengangkutan minyak hasil sawit dan pengangkutan bahan bakar minyak.
Bumdes ini pun telah mendapat apresiasi dari Kementerian Desa. Desa Sungai Payang dianggap berhasil menggunakan dana desa untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Apresiasi yang diberikan kini menjadi modal desa untuk menjalin komunikasi dan meyakinkan perusahaan yang telah beroperasi di kawasan Sungai Payang.
"Apresiasi dari pusat ini menjadi modal desa menjalin komunikasi dan meyakinkan perusahaan setempat," sebut Rusidin.
Ia pun menyebutkan, dua tahun lalu, ada 120 warga Desa Sungai Payang yang telah terdata untuk mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun saat ini, hanya tinggal 12 orang saja yang menerima bantuan tersebut. Hal itu telah membuktikan kemajuan ekonomi di Sungai Payang. Bahkan Sungai Payang telah meraih penghargaan sebagai desa dengan pengelolaan Bumdes terbaik kedua di Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurut Rusidin, apa yang telah dicapai tidak terlepas dari sinergi perangkat desa dan masyarakat. Dimana Bumdes telah memfasilitasi warga untuk mendapatkan pekerjaan serta memfasilitasi dari segi pemodal usaha.
"Sebagai contoh, masyarakat yang memiliki truk dilibatkan dalam pengangkutan tandan sawit ke pabrik. Kemudian Bumdes menyediakan unit truk baru bagi warga yang berkeinginan bekerja. Dengan mekanisme, truk dibeli oleh Bumdes dan warga mengangsur hingga lunas tanpa bunga," jelas Rusidin.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Bumdes Payang Sejahtera, Supian, mengatakan, dalam 3 tahun ini, Bumdes telah berkembang pesat. Pada tahun 2020 lalu, omzet dari jasa angkutan tandan buah sawit sebesar Rp 3 miliar. Untuk jasa pengangkutan minyak hasil sawit didapat Rp 1 miliar, jasa laundry Rp 1 miliar, katering Rp 1 miliar, dan jasa pengangkutan bahan bakar minyak Rp 500 juta.
"Ditambah tujuh unit usaha yang lain, omzet Bumdes menembus Rp 7,8 miliar pada tahun 2020. Penghasilan bersihnya Rp 600 juta yang masuk ke pendapatan asli desa," terang Supian.
Sekretaris Bumdes Sungai Payang Sejahrera, Sholikin, menambahkan, bahwa Bumdes saat ini telah mempekerjakan sebanyak 140 penduduk desa. Seluruh pekerja tersebut, berstatus pegawai lepas harian. Sebanyak 56 orang bekerja sebagai sopir angkutan sawit, 23 pegawai laundry, 13 pekerja perkebunan sawit, dan 10 pegawai katering.
"Kemudian 38 warga desa lainnya tersebar di unit usaha yang lain," kata Sholikin.
Dia mengatakan, pencapaian selama ini telah memberikan semangat yang besar bagi Bumdes. Bahkan badan usaha ini akan menambah sembilan unit usaha lagi, sehingga bisa memberdayakan sumber daya manusia yang ada di desa Sungai Payang.
"Kami menciptakan peluang usaha dan penghasilan bagi warga untuk meningkatkan perekonomian," ujar Sholikin.
Seorang pekerja laundry, Umayah, mengatakan, hadirnya Bumdes di Sungai Payang ini membuat ekonomi keluarganya meningkat. Ia dan 36 warga desa lainnya diberi kepercayaan oleh Bumdes untuk mencuci pakaian karyawan perusahaan tambang yang tinggal di mes perusahaan. Penghasilan yang didapatkan Umayah cukup besar per bulannya. Honor yang diterimanya dari Bumdes sebesar Rp 4,2 juta sebulan.
"Alhamdulillah, semua kebutuhan bisa terpenuhi. Anak saya juga bisa melanjutkan kuliah," tutur Umayah.
Sebelum menjadi pegawai laundry, dirinya hanya bertani dan berdagang makanan ringan di dekat rumahnya. Sedangkan suaminya pekerja serabutan. Pendapatan mereka pun tak lebih hanya Rp 1,5 juta dalam sebulan. Bahkan anaknya hampir putus kuliah.
"Kebetulan Bumdes mengumumkan melibatkan warga untuk gabung di laundry milik desa. Mulai itu saya ikut," tutup Umayah.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan