Kutai Timur

Normalisasi Sungai Sungai Sangatta Banjir di Kutai Timur Banjir di Kutim Banjir di Sangatta Dinas PUPR-Pera Kaltim  Dinas PU Kaltim Dinas PU Normalisasi Sungai Sangatta 

Normalisasi Sungai Sangatta Tak Selesaikan Persoalan Banjir



Ilustrasi normalisasi sungai.
Ilustrasi normalisasi sungai.

SELASAR.CO, Samarinda - Dinas PUPR-Pera Kaltim menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan normalisasi Sungai Sangatta. Disampaikan oleh Kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, program pengerjaan normalisasi Sungai Sangatta telah dimulai sejak 2021 dan direncanakan berlangsung hingga 2023.

“Yang menjadi kewenangan kami salah satunya normalisasi Sungai Sangatta. Untuk kawasan itu dimulai 2021 dan telah diprogramkan lagi di 2022 dan 2023,” ujarnya.

Anggaran miliaran rupiah juga disiapkan dalam pelaksanaan normalisasi sungai ini. Total dana sekitar Rp13 miliar akan digunakan untuk kelanjutan kegiatan di 2022 dan 2023.

“Kalau di 2022 ada Rp 7 miliar, dan 2023 sekitar Rp 6 miliar,” ungkapnya.

Ditanya terkait perkiraan anggaran yang dibutuhkan pihaknya untuk menyelesaikan normalisasi, Nanda memperkirakan masih membutuhkan biaya sekitar Rp 15 sampai 20 miliar.

“Kalau untuk normalisasinya saja masih membutuhkan sekitar Rp15-Rp20 miliar,” tambahnya.

Permasalahan sosial disebutnya, selalu ditemukan di lapangan. Oleh karena itu muncul wacana untuk menggandeng TNI dalam kegiatan ini.

“Dari 1,6 km panjang Sungai Sangatta, yang telah kami normalisasi di 2021 sepanjang 450 meter. Termasuk pembangunan tetrapod yang berfungsi untuk melindungi sedimentasi tidak masuk ke muaranya” jabar Aji Firnanda.

Dia menjelaskan curah hujan yang tinggi di Sangatta, Kabupaten Kutim, menjadi salah satu penyebab banjir yang terjadi sejak Sabtu (19/3/2022) lalu.

Nanda mengungkapkan jika curah hujan tinggi seperti yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut, banjir yang menggenang tentu tidak bisa langsung hilang atau surut, meski nantinya telah rampung normalisasi sungai yang dilakukan oleh pihaknya.

“Kalau seperti curah hujan yang kemarin, tidak bisa langsung hilang. Paling hanya mempercepat surutnya saja. Karena hujan kemarin itu intensitasnya 110-140 mm. Kondisi ini dibarengi pasang air laut. Kalau data yang kami dapat dari Pelabuhan KPC, ketinggian air 2,6 meter di atas permukaan air laut,” tuturnya.

Dirinya pun menilai pembangunan bendungan di area hulu Sungai Sangatta bisa menjadi jalan keluar dari persoaan banjir di ibu kota Kabupaten Kutim ini. Kendati demikian, bicara terkait bendungan tentu harus melalui proses yang sangat panjang, meskipun feasibility studi atau studi kelayakan dan Detail Engineering Design (DED) sudah ada.

“Kalau mau (banjir) hilang sama sekali bikin bendungan di hulu Sungai Sangatta. Saat ini feasibility study (FS) bendungan ini sudah ada, tapi tahapan setelah FS itu kan masih banyak. Karena kalau bikin bendungan itu harus ada simulasi dan lain sebagainya, belum lagi inventarisasi lahan. Sehingga realisasinya belum bisa dilakukan dalam waktu dekat,” tegasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya