Kutai Kartanegara

Pemburu Pemburu Kijang Senjata Api Rakitan Senpi Rakitan Berburu Kijang Hewan Buruan Kijang Kalimantan Salah Tembak Peluru Nyasar 

Pemburu Salah Sasaran, Niat Tembak Kijang Malah Kena Teman



Tersangka saat diamankan polisi.
Tersangka saat diamankan polisi.

SELASAR.CO, Tenggarong - Seorang pemburu berinisial R (40) mengalami kejadian nahas saat berburu di kawasan hutan balok, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Rabu (4/5/2022) malam. Pria tersebut jadi korban salah tembak oleh kerabatnya sendiri A (45), pada saat keduanya sedang berburu hewan. Peluru dari senapan api rakitan bersarang tepat di dada korban, hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda. Akibat peristiwa itu, A harus berurusan dengan pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kejadian itu bermula saat keduanya sedang berburu hewan di kawasan hutan balok, Kecamatan Anggana. Saat di lokasi, A melihat sebuah cahaya seperti mata seekor hewan kijang, lalu melepaskan tembakan dengan senapan rakitan miliknya.

"Jadi tersangka ini melakukan kegiatan berburu bersama dalam satu kawasan, akan tetapi dalam kesempatan itu berbeda posisi. Menurut hasil pemeriksaan, yang bersangkutan melihat sinar warna kuning yang dikira itu mata hewan kijang, kemudian ditembak," jelas Kasat Reskrim Polres Kukar, AKP Gandha Syah Hidayat. 

Menurutnya, kasus ini cukup unik, karena pada awalnya tersangka memberikan keterangan, bahwa korban tertembak oleh senapannya sendiri. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan selama 24 jam, akhirnya tersangka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Dia mengakui dan menunjukkan senpi rakitan yang ia gunakan. Kebetulan sempat dibuang karena panik," ujar Gandha.

Terkait kasus penembakan tersebut, tersangka dikenakan pasal 360 KUHP, karena kelalaiannya menyebabkan orang lain luka berat. Kemudian tersangka juga dikenakan Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951, karena kepemilikan senjata api.

"Jadi barang bukti yang kami amankan terkait perkara ini, satu pucuk senjata api rakitan, satu buah benda bulat terbuat dari timah dan proyektil yang diambil dari hasil operasi tubuh korban. Kemudian satu lembar foto hasil ronsen korban satu butir peluru penabur masih utuh belum digunakan dan satu butie selongsong peluru penabur dalam keadaan kosong atau pasangan dari proyektil yang bersarang di tubuh korban," ungkap Gandha.

Ia pun menyebutkan, saat ini kondisi korban sudah mulai membaik dan sudah kembali ke rumah keluarganya di Anggana.

"Alhamdulillah yang bersangkutan sudah pulang dari rumah sakit," sebutnya.

Sementara itu, menurut cerita tersangka, tertembaknya kerabatnya itu bermula pada saat ia melihat cahaya seperti mata seekor hewan kancil di lokasi berburu. Merasa hewan kancil itu kecil, ia pun menyuruh korban untuk menembaknya, yang kebetulan pada saat itu korban sedang menggunakan senapan angin.

"Jadi dia yang maju. Terus dia mundur lagi, karena dia lihat itu seekor kijang," kata tersangka.

Mendengar hal itu, tersangka langsung masuk ke dalam hutan untuk mengincar kijang tersebut. Namun, tanpa sepengetahuannya korban juga turut masuk ke dalam hutan dengan niat untuk mengepung hewan buruan tersebut, sembari menyalakan senter yang ada di kepalanya. Cahaya senter korban itu pun dikira tersangka adalah cahaya mata hewan kijang dan ia pun langsung melepaskan tembakan, hingga mengenai bagian dada korban.

"Seharusnya kan ada senjata besar gitu enggak boleh misah, sekalinya dia itu bukannya ngikutin atau nunggu di tempat, malah ngeblok dari arah depan ikut nyenter. Akhirnya dia nyenter tembus cahayanya, kira mata kijang," terang tersangka.

Tertembaknya korban diketahui setelah ia mendengar suara teriakan yang merintih kesakitan akibat peluru yang bersarang di dada korban. Dalam keadaan panik, ia membuang senjata rakitan miliknya dan langsung menolong korban. Dalam keadaan luka tembak, kondisi korban masih dalam keadaan sadar sampai dibawa ke Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.

"Panik langsung lempar senjata datangi dia, terus dia minta dipangku, karena sakit bahunya. Kemudian saya langsung nyarter mobil bawa dia ke rumah sakit," ungkap tersangka.

Dalam situasi yang menegangkan tersebut keduanya sempat berdebat, lantaran korban pada saat itu bersikeras tidak ingin dibawa ke rumah sakit. Korban takut ketahuan polisi terkait senjata api rakitan yang digunakan tersangka berburu.

"Malah dia enggak ngizinin ke rumah sakit apa segala, karena takut ketahuan sama polisi, bilangnya kasian sama saya nanti kan. Jadi eggak bolehin dia sebenarnya, tapi mau gimana kalau enggak di operasi kayak apa pelurunya di dalam (tubuhnya)," pungkasnya.

Penulis: Juliansyah

Berita Lainnya