Utama

irwan-fecho Irwan Irwan Anggota DPR RI Kenaikan Harga BBM  Kenaikan BBM BBM Ilegal  Penjualan BBM 

Tak Setuju BBM Naik, Irwan Minta Pemerintah Fokus Tindak Penjualan BBM Ilegal



Ilustrasi.
Ilustrasi.

SELASAR.CO, Jakarta - Pemerintah memberi sinyal bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite bakal segera naik. Rencana kenaikan BBM ini pun mendapat kritikan dari Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Irwan. Menurutnya, pemerintah belum tepat menaikkan harga BBM di tahun ini, maupun tahun-tahun berikutnya. 

Ada beberapa poin yang menjadi alasan ketidaksetujuan kenaikan harga BBM. Irwan mengatakan bahwa rakyat saat ini dalam kondisi susah. Di tengah kondisi dunia yang sulit, pemerintah seharusnya membantu rakyat, bukan malah membebankan masalah tersebut kepada rakyat. 

"Kenaikan BBM juga akan berdampak langsung bagi rakyat kebanyakan seperti UMKM, buruh, tani, nelayan, bahkan karyawan swasta, maupun pegawai pemerintahan itu sendiri. Ini adalah efek domino. Karena mereka semua butuh hidup untuk bekerja, sedangkan biaya transportasi dan logistik otomatis akan naik, sedangkan kenaikan tersebut tidak sebanding dengan kenaikan penghasilan mereka," ujar Irwan pada hari ini, Senin (22/8/2022). 

Selain itu, efek tidak langsung dari kenaikan BBM ini juga akan berdampak terhadap sektor-sektor lain seperti biaya pendidikan, kesehatan, pariwisata, infrastruktur, dan lain sektor lainnya. 

"Seharusnya pemerintah bisa fokus membenahi kebocoran-kebocoran BBM bersubsidi. Di mana-mana kita lihat di sekitar kita, banyak subsidi tidak tepat sasaran. Kalo di tingkat grassroot saja nampak nyata, bagaimana di tingkat atas (kelas kakap)," tegasnya. 

Ia pun mengapresiasi program pemerintah yang akan memberlakukan subsidi BBM yang tepat sasaran melalui aplikasi seperti MyPertamina. Namun hal itu baru sebagian kecil usaha yang bisa dilakukan. 

"Di atas sana masih banyak yang perlu dibenahi, terutama terkait penjualan BBM ilegal yang sistematis dan terstruktur. Seharusnya fokusnya ke sini saja, daripada meminta rakyat menanggung beban berat yang tidak adil," pungkasnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya