Kutai Timur
Renaksi SP4N  Diskominfo PERSTIK  Renaksi SP4N Lapor Pelayanan Publik SP4N Lapor tower telekomunikasi IKN Nusantara 
Berkah IKN, Pembangunan Tower Telekomunikasi Gencar Di Kaltim
SELASAR. CO, Sangatta - Sejak ditetapkannya Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai lokasi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) disebut membawa banyak keberkahan bagi daerah.
Pasalnya dengan hadirnya IKN masalah Blank Spot di Kaltim perlahan-lahan mulai diatasi dengan gencarnya pembangunan tower telekomunikasi di Kaltim.
“Sebelum tahun 2020, pembangunan tower untuk HP di Kaltim paling 20-25 tower per tahun. Tapi tahun 2022 ini, karena adanya IKN, maka pemerintah akan membangun sekitar 200 tower telekomunikasi, untuk mengatasi blank spot. Ini berkat tersendiri bagi Kaltim,” kata Kepala Diskominfo Kaltim M Faisal, dalam sambutanya saat launching SP4N – LAPOR, di Ruang Meranti, Kantor Sekap Kutim, Rabu (28/9/2022).
Disebutkannya, maraknya pembangunan tower ini merupakan berkat bagi Kaltim, dengan masuknya IKN. Sebab, kebutuhan internet ini memang sangat penting. Pasalnya dengan adannya internet, maka semuanya bisa dimudahkan.
Berita Terkait
“Contoh saya, bisa melakukan disposisi surat ke bawahan, dimana pun saya berada, karena internet,”Ucapnya
Dengan masuknya pembangunan tower yang massif dari pusat, diakui, Kominfo Kaltim kini tidak lagi membangun tower, seperti selama ini. Sebab, kewenangan memang sudah ditarik ke pusat. Namun, diakui, dengan UU Cipta Kerja, kini masih ada celah bagi daerah untuk megatasi masalah blank spot.
Karena itu Diskominfo kini bukan lagi membangun tower, namun menarik kapel optik ke desa yang masih blank spot. Dimana tahun 2022 ini, Diskominfo Kaltim menarik kabel optik ke 40 desa di daerah Kubar, Kukar, Pasir dan PPU, untuk mengatasi blank spot.
“Kami masih fokus di daerah di sana. Tapi tahun depan, kami akan fokus ke Bontang, Kutim Berau, untuk mengatasi blank spot. Tahun depan targetnya 60 desa, Kutim bisa dapat 20 desa,” Tuturnya
Faisal juga mengakui, program dinas yang dipimpinya, akan membantu biaya internet ke desa selama setahun. Namun pihaknya kerja sama dengan Bumdes, dimana Bumdes ini menarik biaya dari penguna, untuk membayar beban tahun berikutnya.
“Karena kalau harus disubsidi terus menerus, APBD bisa habis untuk sunsidi, padahal, belum tentu juga internet ini digunakan betul-betul untuk yang bermanfaat, tapi bisa juga banyak untuk main geme saja atau medsos, karena itu harus mandiri."Tutupnya
Penulis: Bonar
Editor: Awan