Kutai Timur

Rapat Virtual  Mendagri Pengendalian Inflasi Kominfo Kutim 

Rapat Virtual Dengan Mendagri, Bupati Sebut Inflasi Masih Bisa Dikendalikan



SELASAR.CO, Sangatta - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman pada senin, (28/11/2022) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi di daerah bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual bertempat di Ruang Rapat Kantor Diskominfoperstik Kutim,

Pada kesempatan itu Tito mengatakan inflasi daerah saat ini menjadi isu yang sangat penting dan permasalahan inflasi ini mengakibatkan dampak yang besar bagi beberapa negara yang inflasinya naik turun.

“Namun bagi Indonesia saat ini pertumbuhan ekonomi yang ditentukan oleh kinerja dari Pemerintah pusat dan seluruh Stakeholders di daerah lainnya, mengalami pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan angka yang positif yaitu 5,72 persen di kuartal-III, dan ini menunjukkan hasil yang positif,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan jika inflasi di Kabupaten Kutai Timur masih bisa dikendalikan. “Hal ini berdasarkan dari data-data dinas, baik itu Disperindag, Dinas Ketahanan Pangan dan lainnya, jadi inflasi di Kutim masih bisa dikendalikan. Kecuali satu komoditi saja mulai cabe merah, keriting hingga merah besar. Itulah yang masih tinggi,” Kata Ardiansyah Sulaiman saat mengikuti rapat virtual dengan Mentri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Sementara untuk kebutuhan seperti telor masih stabil, daging bahkan masih bisa dikoordinasikan daerah lain. Bahkan dalam rapat bersama mendagri beberapa daerah di Kaltim tak termasuk dalam inflasi tertinggi juga bukan yang terendah.

“berdasarkan informasi dari Kemendagri. Namun, untuk Kutai Barat (Kubar) termasuk yang tertinggi mengalami inflasi. Untuk Kutim, allhamdulilah bukan yang termasuk yang dibicarakan dalam rapat itu,” Ucapnya

Kerana itu, ia memerintahkan Distanak berkoodinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk mengintervensi program-program ke masyarakat. “Misalnya, karena inflasi di komoditi cabe tinggi. Mengajak masyarakat untuk menanam cabe dan sayur. Karena barang itu sangat murah saja, harganya pun cuman puluhan ribu. Itu harus ditebarkan kemasyarakat dan masyarakat untuk melakukan hal tersebut.” Tutupnya

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya