Kutai Timur
Yayasan Ulin Kutim  Yayasan Ulin   Kalpataru  Menteri LHK Yayasan Ulin Muara Ancalong 
Yayasan Ulin Kutim Terima Kalpataru dari Menteri LHK
SELASAR.CO, Jakarta - Bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup, Senin (5/6/2023), akhirnya Yayasan Ulin Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), resmi menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI). Yayasan Ulin menerima penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup tersebut mewakili Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Anugerah Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan untuk Yayasan Ulin diserahkan langsung oleh Menteri LHK Prof Siti Nurbaya Bakar di Auditorium DR Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Ketua Yayasan Ulin Suimah menerima penghargaan bersamaan dengan penerima anugerah lainnya. Di acara tersebut, Suimah didampingi Kadis LH Kutim Armin Nazar, Kabid Penataan dan Pengembangan Kapasitas DLH Kutim Nurrahmi Asmalia serta beberapa lainnya. Kegiatan dimaksud turut dihadiri jajaran KLHK, Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, perwakilan daerah penerima penghargaan serta undangan lainnya.
Menteri LHK RI Siti Nurbaya Bakar usai menyerahkan penghargaan menjelaskan bahwa penganugerahan penghargaan Kalpataru diberikan kepada para pejuang lingkungan. Individu, kelompok serta lembaga yang dinilai berjasa dalam merintis atau mengabdi menyelamatkan maupun membina upaya perlindungan pengelolaan LHK.
Namun sebelumnya ia mengajak seluruh undangan untuk mendoakan wafatnya Ir Sarwono Kusuma Atmadja pada 26 Mei 2023 lalu. Sosok Sarwono merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Kalpataru yang sekaligus di waktu yang lalu adalah Menteri Lingkungan Hidup kedua setelah Profesor Emil Salim. Dia menyebut almarhum terus memberikan dedikasinya dalam bidang lingkungan dan dalam pertimbangan penghargaan Kalpataru sampai akhir hayat.
Berita Terkait
Kembali dijelaskan olehnya, penganugerahan penghargaan Kalpataru diselenggarakan setiap tahun dalam rangkaian peringatan hari lingkungan hidup sedunia World Environment Day. Dilaksanakan sejak 1980 oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Berawal dari semula namanya kategori hadiah lingkungan yang pada 1981 menjadi penghargaan Kalpataru. Hingga sekarang penghargaan Kalpataru dikenal dan dipahami sebagai penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup di Indonesia.
“Sangat penting, keberadaan penghargaan Kalpataru mengingat secara prinsip bahwa pendekatan penanganan perlindungan dan pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan konstitusionalitas serta prosedur. Sebagai refleksi kaitan antara demokrasi dan lingkungan. Yakni demokrasi dan rasa untuk menjaga lingkungan oleh seluruh elemen bangsa,” tegasnya.
Dia menyebut ada kaitan filosofis kelembagaan yang mendorong praktik atau rintisan untuk membangun nilai-nilai menghargai lingkungan. Serta menerapkan secara mendasar prinsip kelestarian lingkungan. Pada penempatan dalam berbagai kebijakan aktualisasinya dalam bentuk dan orientasi partisipasi yang lebih serta semakin luas. Dari partisipasi seluruh para penerima penghargaan saat ini. Kebijakan-kebijakan yang berorientasi hijau.
“Bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia 5 Juni 2023, Pemerintah menganugerahkan penghargaan Kalpataru kepada 10 penerima. Yaitu 4 penerima dari kategori perintis lingkungan satu penerima dari kategori pengabdian 3 penerima dari kategori penyelamat lingkungan dan 2 penerima dari kategori Pembina lingkungan. Kategori tersebut telah dikembangkan sejak awal hadirnya penghargaan Kalpataru,” sebutnya lagi.
Penghargaan untuk tokoh pejuang di bidang LHK ini merupakan amanah bagi penerima. Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan serta upaya upaya pemeliharaan Pengelolaan LHK. Pemerintah memberikan penghargaan khusus untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 2023 kepada satu penerima atas dedikasinya di bidang pengembangan jejaring ekowisata.
Pengembangan kategori penghargaan ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun diperlukan inovasi baru. Dia memahami bahwa kebijakan pemerintah dan aturan berkembang menurut kebutuhan sosiologi politik di tengah-tengah masyarakat. Pengembangan baru ke depan masih sangat dibutuhkan dengan berbagai tantangan yang ada. Secara global nasional maupun lokal yang dihadapi tantangan generasi muda merupakan arena tersendiri dan perlu diobservasi maupun diadopsi dengan baik.
Tantangan terkait iklim dan berbagai dampaknya juga perlu diperhatikan dan diberikan atensi sebagai inovasi yang berkembang di tengah masyarakat. Ada dua faktor penting dalam upaya penanganan lingkungan hidup. Yaitu pertama seperti insentif serta disinsentif pajak dan subsidi. Kedua kampanye publik secara luas atau publik yang berkembang di tengah masyarakat. Dia bersyukur bahwa kampanye lingkungan berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir ini. Dengan berbagai inovasi masyarakat yang harus menjadi perhatian pemerintah, untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kampanye dan kecintaan pada lingkungan.
“Untuk itu kita akan terus mengembangkan pola pola kerja yang tepat dan sejalan dengan denyut dan dinamika masyarakat. Terima kasih atas kerja semua elemen masyarakat meskipun kita juga sangat tahu bahwa belum semua hal bisa ditangani dengan baik. Bertahap mari kita tangani dan selesaikan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menurutnya saat ini dunia mengalami tiga ancaman utama. Yaitu perubahan iklim kehilangan keanekaragaman hayati serta pencemaran lingkungan. Atensi dan penanganan degradasi biodiversity sangat penting. Termasuk terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan antara lain perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai, penebangan hutan secara liar, pertambangan yang tidak ramah lingkungan, serta kebakaran hutan dan lahan. Selain kerusakan lingkungan tersebut hal yang mengancam kehidupan ialah tingginya pencemaran di berbagai media lingkungan. Seperti sungai, udara, tanah dan laut. Penurunan emisi gas rumah kaca juga menjadi isu penting terkait dengan pengendalian perubahan iklim. Pemerintah memberikan komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan kerjasama internasional pada 2030, sebagaimana telah ditegaskan oleh pemerintah pada enhance emisi 2022.
Guna mengendalikan perubahan iklim, pemerintah telah menetapkan program nasional dengan aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan lahan. Dengan kondisi tingkat serapan sudah berkembang bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030. Mencapai target pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Maju 2045. Ketahanan iklim perlu ditingkatkan lagi dengan tata kelola perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik. Perlu untuk dipastikan ada pencapaian tujuan pembangunan nasional pemanfaatan sumber daya alam tetap sesuai dengan keberlanjutan lingkungan hidup. Agar dapat tercipta cadangan sumber daya alam di masa mendatang melalui manfaat dan akses efisiensi dan adaptasi, serta perubahan perilaku. Sehingga perlu adanya keterpaduan rencana antara pembangunan pemanfaatan dan pengendalian pemantauan serta pendayagunaan, pelestarian, pemeliharaan, perlindungan kualitas atau fungsi lingkungan hidup. Dengan arahan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
“Saudara-saudara para penerima penghargaan Kalpataru tahun 2023, semoga penghargaan jadi semangat dan perintis pengabdian penyelamatan. Serta pembinaan yang dilakukan dapat tingkatkan dan disebarkan secara meluas untuk perlindungan, pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia,” harapnya.
Direktur Jenderal perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Dr Ir Bambang Supriyanto mengatakan penghargaan Kalpataru menjadi angenda tahunan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap 5 Juni 2023. Kalpataru adalah penghargaan tertinggi di bidang LHK yang diberikan kepada individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis dan membina upaya perlindungan dan pengelolaan LHK.
“Penghargaan Kalpataru yang dimulai sejak tahun 1980-an hingga tahun ini sudah memasuki tahun ke 43. Dengan jumlah 418 penerima penghargaan Kalpataru,” jelasnya.
Tujuan pemberian penghargaan Kalpataru adalah untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat individu maupun kelompok yang telah berjasa dan mendedikasikan hidupnya untuk perlindungan serta pengelolaan LHK. Tema peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun ini adalah “Beat Plastic Pollution” yang dalam bahasa Indonesa berarti “Mengalahkan Polusi Plastik”. Selanjutnya penghargaan Kalpataru 2023 telah melalui serangkaian proses penilaian secara faktual. Meliputi aspek administrasi dan teknis sejak Januari 2023. Sebanyak 348 usulan calon penerima datang dari berbagai daerah. Selanjutnya Dewan Pertimbangan Kalpataru mengusulkan 21 nominasi.
“Akhirnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan 10 penerima penghargaan Kalpataru 2023 dan 1 penghargaan khusus di bidang pengembangan jejaring ekowisata,” sebutnya.
Sebanyak 10 penerima penghargaan Kalpataru 2023 terdiri dari, kesatu 4 penerima dari kategori perintis lingkungan, kedua 3 penerima dari kategori penyelamat lingkungan, ketiga 1 penerima dari kategori lingkungan dan yang terakhir keempat adalah 2 penerima dari kategori pembina lingkungan. Disampaikan pula olehnya bahwa KLHK juga menyelenggarakan Festival Pesona Festival Perhutanan Sosial Nasional (Pesona) yang dilaksanakan mulai hari ini sampai dengan 7 Juni 2023. Dengan rangkaian kegiatan antara lain inovasi perhutanan sosial pameran produk bidang sosial dari Kementerian Koperasi. Membuka stand khusus untuk peningkatan kapasitas supaya mempunyai badan usaha yang berbadan hukum, pentas seni budaya dan aneka lomba untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan lingkungan.
Penulis: Bonar
Editor: Awan