Kutai Timur

Pordigra Paralayang Kutim  Paralayang Kutim  Venue Paralayang  olahraga paralayang  olahraga paralayang di Kutim 

Pordigra Paralayang Kutim, Berharap Bisa Dilibatkan Dalam Pembangunan Venue Paralayang



Ilustrasi.
Ilustrasi.

SELASAR.CO, Sangatta – Meski pembangunan Landasan take off atau titik lepas landas dan pembangunan jalan menuju venue olahraga paralayang di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dikabarkan telah selesai dikerjakan pada tahun 2022 lalu, dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD Perubahan sebesar Rp 3,9 Miliar.

Namun pembangunan Landasan take off dan jalan menuju spot olahraga paralayang tersebut, dinilai tidak sesuai yang diharapkan para atlet paralayang. Pasalnya sejak awal pembangunan landasan take off itu, diduga tidak melibatkan para pelaku olahraga dirgantara di Kabupaten Kutai Timur.

“Sebagai Penerbang dan orang yang sejak awal melakukan ekspedisi dan penggalian potensi Pariwisata Dirgantara Paralayang di Desa Sekerat Kecamatan Bengalon sangat menyayangkan dalam pembangunan Spot Paralayang di Sekerat tidak melibatkan kami dalam Prosesnya, sehingga hasilnya sampai hari ini kami tidak bisa melakukan kegiatan seperti yang diharapkan,” Kata Ketua Pordirga Paralayang Kutai Timur Heriansyah Masdar kepada media ini

Karena itu, dirinya berharap Pemerintah benar-benar bisa melibatkan pelaku olahraga Dirgantara dalam membangun Potensi Wisata Dirgantara di Kabupaten Kutai Timur. “Yang jelas kami tidak mengetahui perencanaan mereka (PUPR Red) seperti apa, sejak anggaran itu dimasukkan, kami tidak pernah dilibatkan, kalau mereka mengatakan rampung, okelah rampung. Tapi setelah turun anggota kesana bisa terbangkah kita, dia bilang tidak bisa terbang, berartikan tidak rampung. Kalau memang rampung pasti kita bisa terbang, siapa yang mau pake ? saya aja satu-satunya yang bersertifikat paralayang di Kutim, tidak berani pakai kalau begitu modelnya. Bahaya dari sisi kita mau naik saja sudah kayak begitu modelnya artinya untuk komersil tidak bisa,” ucapnya

Diakuinya, sebagai bahan observasi dilokasi itu dulunya dirinya sempat bisa terbang, namun ia mengaku hasil observasi tersebut belum bisa dipastikan apakah layak untuk dijadikan landasan terbang atau tidak. Pasalnya ada standar safety yang harus di ikuti.

“seperti transportasinya, tinggi derajat landasannya, kemiringannya, layak atau tidak harusnya konfirmasi ke kita dong, karena kita yang lebih tahu. PUPR Jalan sendiri tanpa ada konfirmasi dengan kita, asal aja mereka kerja, itu yang kami sesalkan. Terus mereka bilang rampung apa yang rampung,” terangnya

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Wahasuna Aqla menuturkan jika pembangunan Landasan take off atau titik lepas landas dan pembangunan jalan menuju venue olahraga paralayang di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon telah selesai dilakukan oleh PUPR Kutim.

“Sudah selesai itu, karena kerjannya hanya penimbunan saja. Kalau anggarannya lupa saya,”Kata Wahasuna Aqla saat ditemui usai menggelar pertemuan dengan DPRD Kutim

Terkait ada satu kondisi jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan, Wahasuna Aqla mengakui jika dilokasi tersebut memang ada satu lokasi yang cukup tinggi, dan tidak bisa dilalui kendaraan. Namun nantinya dilokasi tersebut akan dibangun tangga-tangga menuju landasan take off.

“Saya sudah konfirmasi ke BPK ternyata nanti itu akan dibangun ada tangga, bukan untuk kendaraan. Jadi nanti didekat tangga itu ada tempat parkir sebenarnya, jadi untuk naik kesana nanti bukan kendaraan tapi ada tangga. Kebetulan dulu saya juga perna kesana, kebetulan naik trail dan tidak bisa naik kesana,” Terangnya

Sekedar diketahui, seperti berita yang dikutip dari Kaltim Post, Kepala Dinas PUPR Kutim Muhammad Muhir melalui Kabid Bina Marga Asran Lode, mengatakan DPU Kutim kembali menunjang fasilitas penunjang dengan penyediaan lokasi paralayang, di kawasan Pantai Sekerat. Sejauh ini, yang ditingkatkan lapangan dan akses jalan menuju lokasi pun dikerjakan melalui APBD Perubahan 2022 lalu.

“Lapangannya kami siapkan. Sudah selesai dikerjakan. Nanti, pengurusnya paralayang yang melengkapi fasilitasnya,” kata Kepala DPU Kutim Muhammad Muhir melalui Kabid Bina Marga Asran Lode, (24/1/2023) lalu.

Adapun yang telah dikerjakan, yakni puncak take off paralayang dengan luasan 300 meter persegi dan parkiran 550 meter persegi. Luasan itu dianggap memadai untuk menunjang aktivitas tersebut. Sedangkan jalan pendekatnya telah rampung dengan panjang mencapai 1.900 meter.

“Nilai kontraknya Rp 3,9 miliar. Lokasinya sangat menunjang aktivitas paralayang di Pantai Sekerat,” terangnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya