Nasional
Demokrat Dukung Prabowo; Demokrat Dukung Gerindra; Survei Elektabilitas Demokrat; SBY dan prabowo; SBY turun gunung; 
Dukungan Demokrat, Kunci Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024?
SELASAR.CO, Samarinda - Partai Demokrat resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah bertemu dengan Prabowo di kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Minggu, 17 September 2023 kemarin. Dukungan ini tentu saja menjadi berita politik yang menarik perhatian publik, mengingat Partai Demokrat adalah salah satu partai besar yang memiliki basis massa dan jaringan yang luas di seluruh Indonesia.
Namun, seberapa besar pengaruh dukungan Partai Demokrat terhadap elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden? Apakah dukungan ini akan membuat Prabowo unggul atas rival-rivalnya, seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat data terbaru dari survei opini publik yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada bulan Agustus 2023.
Survei LSI Denny JA bulan Agustus 2023 menunjukkan bahwa Prabowo saat ini didukung oleh empat partai politik yang memiliki kursi di parlemen, yaitu Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat. Keempat partai ini memiliki total 35,7% suara. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Gerindra: 16,7%
- Golkar: 12,7%
- PAN: 4%
- Demokrat: 3,3%
Sementara itu, Ganjar Pranowo didukung oleh dua partai politik, yaitu PDIP dan PPP. Kedua partai ini memiliki total 25,2% suara. Rinciannya adalah sebagai berikut: PDIP: 23,2% dan PPP: 2%.
Sedangkan Anies Baswedan didukung oleh tiga partai politik, yaitu PKS, Nasdem, dan PKB. Ketiga partai ini memiliki total 17,8% suara. Rinciannya adalah sebagai berikut: Nasdem: 5,6%, PKB: 6,6% dan PKS: 5,6%.
“Berdasarkan perimbangan kekuatan mesin partai politik, prabowo unggul cukup telak sekali di atas 10%. (Prabowo: 35,7% VS Ganjar: 25.2 % VS Anies: 17,8%),” ujar Denny JA dalam rilis yang diterima selasar.co, pada Senin (18/9/2023).
Elektabilitas Calon Presiden
Selain mesin partai politik, survei LSI Denny JA juga mengukur elektabilitas calon presiden jika Pilpres 2024 digelar hari ini. Hasilnya menunjukkan bahwa Prabowo masih unggul tipis atas Ganjar, sementara Anies berada jauh di bawah keduanya. Berikut ini adalah hasil surveinya:
- Prabowo: 36,2%
- Ganjar: 35,8%
- Anies: 19,7%
Dengan hasil ini, maka Prabowo dan Ganjar akan masuk ke putaran kedua Pilpres 2024. Di putaran kedua, survei LSI Denny JA memperkirakan bahwa Prabowo akan menang cukup telak atas Ganjar dengan perolehan suara sebagai berikut: Prabowo: 51,5% dan Ganjar: 43,1%.
Selisih suara antara Prabowo dan Ganjar di putaran kedua adalah 8,4%, yang berada di atas margin of error survei. Ini berarti bahwa Prabowo memiliki peluang besar untuk menjadi presiden Indonesia periode 2024-2029.
“Per hari ini, lima bulan sebelum Pilpres 2024 (Febuari), Prabowo unggul baik untuk dirinya sendiri (capres), ataupun untuk mesin partai politik yang mendukung di belakangnya,” tambahnya.
Peran SBY dan Partai Demokrat
Dengan data-data di atas, terlihat bahwa dukungan Partai Demokrat kepada Prabowo merupakan aset penting bagi calon presiden dari Gerindra ini. Namun, dukungan ini tidak akan berarti banyak jika tidak diikuti oleh peran aktif dari SBY dan kader-kader Partai Demokrat di lapangan.
Menurut Denny JA, ada dua peran utama yang bisa dilakukan oleh SBY dan Partai Demokrat untuk memberikan efek elektoral yang signifikan bagi Prabowo. Pertama, SBY harus all out dan turun gunung untuk memenangkan Prabowo. Kedua, Partai Demokrat harus fokus di Jawa Timur, yang merupakan wilayah battleground yang menentukan kemenangan seorang calon presiden.
Ia adalah presiden pertama yang terpilih secara langsung oleh rakyat dan berhasil memimpin Indonesia selama dua periode (2004-2014). Di kedua Pilpres yang ia ikuti, SBY menang dengan selisih suara yang sangat besar dari lawan-lawannya. Di Pilpres 2004, SBY menang dengan selisih 20% dari Megawati Soekarnoputri di putaran kedua. Di Pilpres 2009, SBY menang dengan selisih lebih dari 30% dari pasangan Prabowo-Hatta Rajasa di putaran pertama.
“Jika SBY all out banyak sekali para pendukung lama SBY bisa datang. SBY bisa mengajak kembali komunitas lamanya untuk mendukung calon presiden pilihannya, Prabowo. Kedua, Demokrat juga dapat diberikan tugas khusus fokus di Jawa Timur. Karena itulah wilayah Battleground, yang menentukan menang dan kalah seorang capres,” ungkapnya.
Jika Pilpres 2024 berlangsung antara Prabowo dan Ganjar, maka Jawa Timur akan menjadi wilayah yang sangat sengit. Prabowo akan unggul di Jawa Barat, sementara Ganjar akan unggul di Jawa Tengah. Keduanya akan bersaing ketat di Jawa Timur. Siapa pun yang menang di Jawa Timur akan memiliki peluang besar untuk menang di tingkat nasional.
Partai Demokrat memiliki keuntungan tersendiri di Jawa Timur. SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur, dan mendirikan museumnya di sana. Partai Demokrat juga memiliki jaringan organisasi dan kader yang kuat di Jawa Timur. Dibandingkan dengan wilayah lain, Jawa Timur lebih hangat terhadap SBY dan Partai Demokrat.
“Dua peran itulah yang dapat membuat dukungan Demokrat memberikan efek elektoral sangat signifikan kepada Prabowo,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan