Ragam

Taman Budaya Sendawar Taman Budaya Lamin Adat Sendawar Lamin Adat Kutai Barat Dispar Kaltim 

Taman Budaya Sendawar dan Gambaran Asal Mula Suku Dayak



SELASAR.CO, Sendawar – Bila datang ke Kutai Barat, belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Taman Budaya Sendawar (TBS). Objek wisata di pusat Ibu Kota Kabupaten ini, memiliki 6 lamin adat etnis dayak yang mendiami wilayah tersebut, yakni Lamin Tunjung, Benuaq, Bahau, Kenyah, Aoheng, dan Melayu.

TBS dibangun sekitar tahun 2012. Memiliki satu panggung besar di bagian belakang area dan menghadap halaman besar dari masing-masing rumah panjang. Panggung ini sering digunakan dalam berbagai acara, mulai dari HUT Kabupaten Kubar hingga gelaran pesta adat tradisional dan modern.

Hingga kini, TBS masih menjadi andalan Pemerintah Kutai Barat untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan. Apalagi, saat ini nampak sudah ada peremajaan. TBS terlihat lebih menterang dengan warna merah yang mencolok pada tiap tangga dan pagar lamin etnis di lokasi tersebut.

Beberapa waktu lalu, beberapa sisi bangunan di sejumlah lamin rusak. Bahkan, saat ini masih ada pengerjaan renovasi yang terus dilakukan, salah satunya di panggung utama.

Sekadar diketahui, menurut masyarakat Dayak di Kabupaten Kutai Barat, asal mula penciptaan mereka adalah berasal dari keturunan Tulur Jejangkat dan Mook Manaar Bulatn yang hadir pertama kalinya di dunia ini.

Tulur Jejangkat dan Mook Manaar Bulatn memiliki enam orang anak yaitu Swalas Guna yang menurunkan sub suku Dayak Tunjung. Anak kedua menurunkan sub suku Benuaq yang menyebut rumah panjang mereka dengan Lou. Anak ke tiga sub suku Bahau, anak ke empat sub suku Aoheng, anak ke lima sub suku Kenyah dan anak ke enam yang menurunkan sub suku Kutai.

Keenam anak Tulur Jejangkat dan Mook Manaar Bulatn tersebar tidak saja di Kabupaten Kutai Barat, tetapi juga tersebar di Kabupaten Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, hingga Kabupaten Malinau di Kalimantan Utara.

Penggambaran leluhur mereka tersebut dapat dilihat di Taman Budaya Sendawar (TBS) yang berada di Kecamatan Barong Tongkok menjadi simbol persatuan dan kekeluargaan antar subsuku Dayak.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya