Olahraga

Sekolah Sepak Bola  SSB Putra LBK Sekolah Sepak Bola Putra Loa Bakung  Sekolah Sepak Bola di Samarinda  Pelatih Agus Rohmat  Siswono  Achmad Ridwan 

SSB Putra LBK, Berjaya di Nasional Meski Fasilitas Terbatas



SELASAR.CO, Samarinda – Malam itu hujan baru saja mengguyur Loa Bakung, salah satu kelurahan di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Di tengah cuaca dingin, dua tim sepakbola tetap bersemangat saling menyerang. Mereka berjibaku di atas rumput, di bawah lampu sorot layaknya training camp modern yang bisa dipergunakan malam hari.

Dua tim tadi adalah komunitas sepakbola yang biasa bermain di lapangan yang menjadi markas Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Loa Bakung. Coach (pelatih) Agus Rohmat menemani media ini berbincang di pinggir lapangan. 

KOMITMEN MEMBINA BAKAT DAN KARAKTER ANAK-ANAK LOA BAKUNG

SSB Putra LBK memiliki visi untuk menjadi wadah bagi anak-anak Loa Bakung yang memiliki minat dan bakat di sepak bola, serta membentuk karakter mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. SSB ini menerima murid dari usia 6 tahun sampai dengan 16 tahun untuk tim putra, dan usia 12 tahun sampai dengan senior untuk tim putri.

“Kalau di SSB Putra LBK ini kami mulai pembinaan dari usia 6 tahun sampai dengan 16 tahun. Kalau untuk perempuan di bawah SSB Samarinda Woman ini mulai dari usia 12 tahun sampai dengan senior. Untuk tim senior ini banyak pemainnya yang sudah bermain di Pekan Olahraga Nasional (PON),” ujar Agus Rohmat, Pelatih SSB Putra LBK, kepada Selasar, Selasa 23 Januari 2024 malam.

Agus menambahkan bahwa SSB Putra LBK memiliki jadwal latihan yang padat selama satu minggu, dari Senin sampai Minggu. Latihan dilakukan di lapangan umum, yang baru saja dipasangi lampu sorot hasil swadaya pengurus dan masyarakat.

“Melihat pertumbuhan jumlah murid, diputuskan pemasangan lampu tadi. Karena jika harus menyewa lapangan seperti mini soccer itu dari segi biaya akan besar. Daripada budget banyak lari kesana untuk sewa lapangan, kami putuskan untuk pembangunan lampu ini. Usia 6-12 tahun dilakukan pada Senin, Rabu, Jumat dan Minggu pagi. Sementara untuk U-13 sampai 16 dan tim wanita senior itu kami latihan Selasa, Rabu, Kamis, dan Minggu. Itu kami gelar di lapangan kecil, karena khusus melatih teknik dan skill pemain saja,” jelasnya.

Menurut Agus Rohmat, anak-anak binaan SSB Putra LBK memiliki potensi yang sangat besar, tidak hanya di dunia sepak bola, tetapi juga di bidang lain. Ia berharap SSB ini dapat menjadi tempat bagi mereka untuk mengembangkan diri dan bersiap menghadapi tantangan di masa depan.

“Saya melihat anak-anak binaan saya ini sangat berpotensi, tetapi keberhasilan itu umum tidak hanya pada dunia sepak bola. Karena kami disini juga menjadi wadah dalam pembinaan pembentukan karakter anak-anak. Dengan tujuan bagaimana mereka bisa menyiapkan diri mereka untuk ke depannya lebih bagus dari bidang apapun,” urainya.

Agus juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib lapangan yang menjadi tempat latihan SSB Putra LBK. Ia berharap pemerintah provinsi Kalimantan Timur dapat mempertimbangkan kepentingan SSB ini dan tidak mengubah lapangan tersebut menjadi lokasi komersial sebagaimana isu yang berkembang saat ini.

“Memang pengelolaan lapangan ini adalah hak pemerintah dalam ini Pemprov Kaltim, tapi jangan sampai harapan warga Loa Bakung khususnya anak-anak yang kami bina ini terabaikan. Karena jika ini diubah menjadi lokasi komersial seperti mini soccer, tentu kami dari sisi pembiayaan akan berat. Karena dari kami pihak SSB mengakomodir biaya pembinaan kepada anak-anak tidak besar, karena kembali tujuan awal kami tadi untuk memberikan wadah kepada seluruh lapisan warga Loa Bakung khususnya dalam olahraga sepak bola,” tuturnya.

SEMANGAT GOTONG ROYONG

Dijelaskan Siswono selaku ketua harian SSB Putra LBK, sekolah bola ini awalnya didirikan pada tahun 2013 oleh Agus Rohmat, sementara organisasi kepengurusan secara resmi terbentuk pada 2014. 

“Di awal itu kami ketemu dengan coach Agus ini, justru beliau sebenarnya yang lebih dulu mengelola SSB ini. Beliau sendiri sudah mulai mengelola ini dari 2013. Saya masuk untuk mensupport beliau ini pada Oktober 2014. Kami melihat semangat beliau ini dalam melatih anak-anak sangat luar biasa, sehingga kami putuskan untuk mensupport,” ujar Siswono.

Dia menambahkan bahwa SSB Putra LBK memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Ketua Umum, yaitu Robert, dan beberapa anggota lainnya. Mereka tergabung dalam perkumpulan SSB Putra LBK, yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan SSB. Dari awal berdiri, SSB ini telah membina 179 anak, dan saat ini masih ada 90an anak binaan yang masih aktif.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh SSB Putra LBK adalah ketersediaan lapangan yang memadai untuk latihan. SSB ini menggunakan lapangan yang berstatus milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yang juga digunakan oleh komunitas sepak bola lainnya. Untuk mengatasi hal ini, SSB Putra LBK membangun dua lapangan pendukung di sebelah lapangan utama.

“Cuma karena siang itu banyak komunitas sepak bola lainnya juga yang memakai lapangan ini, jadi anak-anak kami hanya bisa bermain di lapangan kecil. Jadi setelah kami diskusikan dengan kebutuhan anak-anak yang sudah tumbuh besar dan membutuhkan lapangan utama, jadi diusulkan agar bermain di malam hari. Namun tentu dibutuhkan penerangan lapangan agar hal ini bisa dilaksanakan. Jadi pengurus melakukan patungan agar dibangun fasilitas lampu. Dan pelan-pelan atas dukungan dari orang tua dari anak binaan kami juga bisa terbangun penerangan untuk lapangan ini,” jelasnya.

Dengan adanya fasilitas lampu, SSB Putra LBK dapat melaksanakan latihan di malam hari, yang lebih nyaman dan tidak terganggu oleh cuaca atau aktivitas lainnya. Hal ini juga berdampak positif pada prestasi anak-anak binaan SSB Putra LBK, yang telah berhasil meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional.

“Dengan didukung fasilitas yang ada ini, Alhamdulillah anak-anak sudah dapat berprestasi di tingkat nasional. Kami sudah dua kali peringkat tiga nasional di Cirebon dan Makassar untuk tim U-12 tahun 2021 dan 2022,” ungkapnya.

Siswono juga mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh pengurus, orang tua, dan masyarakat Loa Bakung dalam mendukung SSB Putra LBK. Ia berharap SSB ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi anak-anak Loa Bakung.

“Dalam menjalankan SSB ini semangat kami ini kan betul-betul gotong royong, apa yang kami rencanakan kami hitung sama-sama, jadi dari situlah bermacam bentuk bantuan sumbangan baik dari pengurus dan masyarakat,” terangnya. 

Ia pun berharap agar fasilitas lapangan ini tetap menjadi fasilitas umum khususnya untuk masyarakat Loa Bakung. Karena saat ini lapangan ini merupakan satu-satunya lapangan bola yang ada di Kecamatan Sungai Kunjang. 

“Kami harap jangan diubah peruntukannya seperti yang terjadi di daerah-daerah lain. Karena kalau disuruh pindah mau kemana, kasihan anak-anak yang sudah belajar lama di sini,” tuturnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya