Ragam
DPPKB  Pencegahan Stunting DPPKB Samarinda Survei Status Gizi Indonesia 
Kolaborasi Multisektor untuk Atasi Stunting di Samarinda
SELASAR.CO, Samarinda - Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Samarinda, Waode Rosliani, mengungkapkan bahwa progres penurunan stunting di Samarinda pada tahun 2023 hanya mencapai 0,9 persen. Meskipun angka ini terlihat kecil, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
“Memang kalau kita lihat progres penurunan stunting Samarinda di 2023 tidak sampai satu persen ya itu hanya 0,9. Nah itu kami kemarin sudah melakukan berbagai upaya ya kita sudah lakukan. Yang terbaru itu adalah pendampingan serentak dan pengukuran,” ujar Waode Rosliani.
Menurutnya, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dibandingkan dengan data dari Program Percepatan Gizi Buruk dan Malnutrisi (PPGBM) tidak sepenuhnya bisa disandingkan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat kunjungan Posyandu yang mempengaruhi data PPGBM. “Kemarin walaupun secara PPGBM ada penurunan terhadap stunting, tetapi kemudian penurunan itu kan hanya sekitar 0,9 persen. Sementara kunjungan ke Posyandu kan ada kenaikannya,” jelasnya.
Untuk mengatasi perbedaan data tersebut, dilakukan pengukuran secara serentak di seluruh Posyandu dengan tingkat kunjungan mencapai 100 persen. “Sehingga kemarin oleh pak wali kan kita di dari pusat juga dan itu langsung ditindaklanjuti kita melakukan pengukuran secara serentak. Dan alhamdulillah seluruh Posyandu kemarin itu tingkat kunjungannya 100 persen,” tambah Waode.
Berita Terkait
Selain itu, Waode menekankan bahwa penurunan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pengendalian Penduduk saja, tetapi melibatkan berbagai pihak. “Penurunan stunting ini tidak hanya di dinas pengendalian penduduk ya disatukan ada tim percepatan itu banyak faktor daripada pencetus daripada stunting ini, di mana keluarga yang tidak punya sanitasi yang baik saja itu kemungkinan sudah beresiko,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya sanitasi yang baik dan akses air bersih dalam upaya penurunan stunting. “Karena kalau sanitasi sanitasi buruk terus kemudian di situ ada anak-anak yang nol sampai 2 tahun kemungkinan akan sering infeksi itu berulang itu kan akan sangat berdampak terhadap stunting. Sehingga dari PUPR Kota Samarinda itu sudah melakukan perbaikan sanitasi yang layak. Kemudian air bersih juga kita sudah kerjasama kan untuk bagaimana masyarakat ini yang belum mempunyai sumber air bersih,” jelasnya.
Waode menegaskan bahwa upaya penurunan stunting harus dilakukan secara bersama-sama dan tidak bisa dilakukan secara terpisah. “Jadi memang kita berbicara terkait penurunan stunting harus secara bersama-sama ya tidak bisa jangan sendiri-sendiri,” tutupnya.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah dilakukan, diharapkan angka stunting di Samarinda dapat terus menurun dan kesejahteraan keluarga semakin meningkat.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan