Utama

inflasi kaltim bi kaltim bank indonesia kaltim data inflasi kaltim 

Inflasi Kalimantan Timur Tetap Terkendali di Tengah Momentum Natal dan Tahun Baru



Suasana jual beli di pasar segiri Samarinda. (IST)
Suasana jual beli di pasar segiri Samarinda. (IST)

SELASAR.CO, Samarinda – Inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil tetap terkendali meski di tengah momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada periode Desember 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 0,44% (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto, menyampaikan bahwa inflasi tahunan dan tahun berjalan Kaltim berada pada posisi rendah dan stabil, yakni sebesar 1,47% (yoy). "Secara keseluruhan, baik secara tahunan maupun bulanan, inflasi Kalimantan Timur berada pada posisi yang rendah dan stabil. Hal ini memberikan peluang bagi pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi, yang dapat menjadi motor penggerak peningkatan aktivitas ekonomi di Kaltim," ujarnya.

KONTRIBUTOR UTAMA INFLASI

Inflasi Kaltim pada Desember 2024 utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,38% (mtm). Budi menjelaskan, "Inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh keterbatasan pasokan komoditas perikanan dan sayuran akibat faktor cuaca berupa curah hujan dan gelombang tinggi."

Selain itu, peningkatan harga bawang merah terjadi seiring dengan berakhirnya masa panen di daerah sentra Jawa Timur serta peningkatan permintaan menjelang HBKN Nataru. "Peningkatan permintaan dan keterbatasan pasokan ini mendorong kenaikan harga di pasar," tambahnya.

Namun, kenaikan inflasi tersebut berhasil ditahan oleh deflasi pada kelompok transportasi dengan andil sebesar 0,10% (mtm). "Deflasi tarif angkutan udara, sesuai dengan kebijakan pemerintah terkait penurunan tarif menjelang HBKN, menjadi faktor utama yang menahan laju inflasi Kaltim agar tidak lebih tinggi," jelas Budi.

UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

Untuk menjaga stabilitas inflasi, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus diimplementasikan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim. "Guna memastikan ketersediaan pasokan, kami terus mendorong produksi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program seperti mekanisasi pertanian, bantuan pupuk, serta bantuan sarana dan prasarana tani kepada kelompok tani di wilayah Kalimantan Timur," ungkap Budi.

Upaya menjaga keterjangkauan harga juga dilakukan melalui monitoring dan stabilisasi terhadap komoditas-komoditas tertentu yang berpotensi menyumbang inflasi. "Kami aktif memantau harga dan pasokan untuk memastikan tidak ada lonjakan yang signifikan," katanya.

Dalam hal kelancaran distribusi, TPID mendorong peningkatan kualitas konektivitas antar daerah dan pembangunan jalan tani pada sentra-sentra pangan di Kalimantan Timur. "Peningkatan infrastruktur distribusi penting untuk memastikan pasokan dapat menjangkau seluruh wilayah dengan efisien," tambahnya.

Sebagai penguatan komunikasi efektif, TPID se-Kaltim rutin mengadakan rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret. "Kami juga menggelar High Level Meeting di Kutai Timur dan mensosialisasikan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan serta peningkatan kesejahteraan petani dan keluarga," ujar Budi.

SINERGI MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI BERKELANJUTAN

Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. "Kami berkomitmen menjaga inflasi Kalimantan Timur tetap rendah dan stabil, serta mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tinggi dan berkelanjutan," tegas Budi Widihartanto.

Dengan inflasi yang terkendali, diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga dan aktivitas ekonomi dapat terus meningkat. "Stabilitas inflasi adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan," tutupnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya