Utama
Banjir di Samarinda  Samarinda Banjir  Penyebab Banjir  Penyebab Banjir di Samarinda  Penyebab Banjir Samarinda  Bendungan Lempake  Bendungan Benanga 
Refocusing Anggaran Pusat Ternyata Ganggu Penanganan Banjir di Samarinda
SELASAR.CO, Samarinda - Keterbatasan anggaran akibat refocusing oleh pemerintah pusat berdampak signifikan pada upaya penanganan banjir di Kota Samarinda. Kebijakan pengalihan dana tersebut menghambat proyek vital seperti pembangunan turap di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) dan revitalisasi Waduk Benanga, yang merupakan kunci untuk mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Yosiandi Radi Wicaksono, mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 16 km bantaran SKM yang perlu ditingkatkan dengan pembangunan turap. Estimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 900 miliar.
"Saat ini APBN masih refocusing, BWS harus mengusulkan ulang," ujarnya saat kunjungan lapangan ke Perum Griya Mukti bersama Wali Kota Samarinda Andi Harun dan perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, pada Kamis, 30 Januari 2025 kemarin.
Refocusing anggaran menyebabkan BWS Kalimantan IV belum dapat melanjutkan pekerjaan penting dalam penanganan banjir. Revitalisasi Waduk Benanga juga tertunda, padahal sedimentasi di sana mencapai 130.000 meter kubik per tahun.
Berita Terkait
"Terakhir pengerukan dilakukan pada 2021. Sedimentasi ini harus rutin diangkat untuk menjaga kapasitas waduk," tambah Yosiandi.
Situasi ini mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk mencari solusi alternatif. Wali Kota Andi Harun berencana meningkatkan koordinasi lintas instansi melalui perjanjian kerja sama (MoU) antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota.
"Dengan MoU, beban anggaran dapat terbagi dan tidak terpusat pada APBN saja. Kami berharap tim ini segera disahkan sehingga bisa lebih fokus pada penanganan banjir, dari perencanaan hingga penganggaran," tegasnya.
Langkah ini diharapkan mempercepat pembangunan infrastruktur penanganan banjir secara berkelanjutan. Kerja sama lintas instansi dianggap sebagai strategi efektif di tengah keterbatasan anggaran akibat refocusing oleh pemerintah pusat.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan