Utama
Tim Transisi Gubernur Kaltim  Gubernur Kaltim  Tim Transisi Gubernur  Rudy Mas'ud Tim Transisi Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas 
Nama-nama Tim Transisi Gubernur Kaltim Muncul, DPRD Akui Tak Pernah Dilibatkan

SELASAR.CO, Samarinda - Sebuah susunan tim baru bertajuk Tim Transisi Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas beredar dan menyita perhatian publik. Tim ini diklaim sebagai pembantu strategis Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mengarahkan arah pembangunan daerah. Namun, keberadaannya justru menimbulkan tanda tanya, lantaran pembentukannya tidak pernah dibahas bersama DPRD Kaltim.
Struktur tim ini berada langsung di bawah kendali Gubernur dan Wakil Gubernur yang berperan sebagai Pelindung. Di jajaran penasihat, tercantum sejumlah nama tokoh nasional, seperti Sudirman Said, Bambang Widjojanto, dan Irfan Wahid.
Jabatan Ketua Tim dipegang oleh Ismiati, mantan Kepala Bapenda Kaltim. Sementara posisi-posisi strategis lain diisi oleh figur-figur yang dinilai memiliki kedekatan personal maupun politik dengan Gubernur. Salah satu yang menonjol adalah Hijrah Mas’ud, adik kandung Gubernur, yang menjabat sebagai Wakil Ketua II.
Hal inilah yang kemudian memicu sorotan, termasuk dari kalangan legislatif.
Berita Terkait
Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu, mengaku tidak mengetahui secara resmi keberadaan tim tersebut. Ia menegaskan bahwa pembentukan tim tidak pernah dibahas di forum Dewan.
“Enggak pernah dibahas di Dewan. Saya sendiri baru tahu dari informasi yang beredar kemarin. Harusnya ini dibicarakan dulu, apalagi menyangkut peran strategis di pemerintahan,” ujar Demmu saat dimintai tanggapan, Jum’at (10/10/2025).
Ia juga mempertanyakan urgensi pembentukan tim transisi tersebut di masa pemerintahan yang baru berjalan dan sudah memiliki struktur lengkap, termasuk asisten dan staf ahli gubernur.
“Tim transisi biasanya dibentuk saat ada peralihan kepemimpinan. Sekarang gubernurnya masih baru menjabat, perangkatnya juga sudah lengkap. Kenapa mesti ada tim transisi lagi?” lanjutnya.
Lebih jauh, Demmu menyoroti komposisi tim yang dinilainya terlalu gemuk dan banyak diisi oleh pihak luar daerah. Menurutnya, orang-orang lokal Kaltim seharusnya lebih diberdayakan karena lebih memahami kondisi dan kebutuhan daerah.
“Sayang kalau orang Kaltim tidak diberi ruang. Kita punya banyak SDM berkualitas. Kenapa tidak dimanfaatkan?” tegasnya.
Ia pun mengingatkan bahwa keberadaan tim seperti ini memiliki konsekuensi anggaran yang tidak kecil, sehingga perlu transparansi dan pertanggungjawaban kepada publik.
Saat ditanya kemungkinan DPRD akan memanggil Pemprov untuk meminta penjelasan, Demmu mengatakan hal itu mungkin dilakukan oleh pimpinan Dewan. Ia berharap tidak ada lagi keputusan strategis yang terkesan dilakukan secara sepihak.
“Jangan sampai publik bertanya-tanya. Apalagi sekarang kita sedang menghadapi masa sulit dengan pemangkasan dana transfer daerah,” pungkasnya.
Menutup pernyataannya, Baharuddin Demmu meminta Gubernur Kaltim untuk mempertimbangkan kembali keberadaan Tim Transisi tersebut. Menurutnya, dalam kondisi fiskal yang sedang ketat, pemerintah seharusnya lebih selektif dalam membentuk struktur kerja tambahan yang tidak bersifat mendesak.
Ia menegaskan bahwa keberadaan tim itu justru berpotensi menimbulkan beban anggaran baru dan menciptakan tumpang tindih fungsi dengan perangkat resmi yang sudah ada.
“Saya harap Pak Gubernur bisa berpikir ulang. Fokus saja memperkuat perangkat yang ada dan libatkan orang-orang yang benar-benar paham kebutuhan daerah,” tutupnya.
Penulis: Boy
Editor: Awan