Politik
gedung dprd kaltim 
Makmur Minta Pagar Kantor DPRD Kaltim Didesain Ulang dan Bangun Taman Diskusi
STV.CO.ID, Samarinda – Usai aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa gabungan di depan Kantor DPRD Kaltim, nampak menyisakan sejumlah coretan hingga rusaknya papan nama kantor dewan.
Ketua Sementara DPRD Kaltim, Makmur HAPK, menilai aksi perusakan sejumlah fasilitas hingga corat-coret dinding kantor masih dalam kategori wajar. Sebab, dalam kondisi emosional dan di bawah sengatan terik matahari, tidak jarang membuat amarah mahasiswa mudah tersulut.
"Saya menilai ini hal yang wajar, kondisi emosi hingga teriknya sengatan matahari mudah menyulut amarah para demonstran," kata Makmur.
Menurutnya, melihat konsep pagar DPRD yang menjulang tinggi dirasa perlu adanya perubahan. Yakni dengan konsep yang ramah lingkungan. "Pagar dan pintu masuk yang tinggi itu harusnya diubah konsepnya. Sebaiknya didesain lebih menarik dengan dibuat taman," papar Makmur.
Nantinya taman yang dibangun itu bisa dijadikan tempat mahasiswa berdiskusi bersama, hingga menyampaikan aspirasi dengan suasana yang teduh.
Sehari usai aksi ini pula, Irjen Pol Priyo Widyanto, Kapolda Kaltim, melakukan peninjauan ke lokasi aksi. Kunjungannya ini untuk mengetahui kondisi di lapangan pasca-aksi yang diketahui merusak sejumlah fasilitas milik negara.
Selain melihat kondisi lapangan, kapolda juga meningkatkan kepada anggotanya dalam melakukan pengamanan agar sesuai prosedur pengamanan. "Saya ingin meninjau langsung kondisi pasca-aksi kemarin, sekalian mengingatkan anggota saya untuk tidak terpancing dalam melakukan pengamanan," ujar Priyo.
Terkait pengerusakan papan nama kantor DPRD hingga aksi corat-coret dinding kantor DPRD Kaltim, Priyo tak lantas mengambil tindakan tegas. Namun mengingatkan demonstran untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik.
"Mahasiswa yang demo kemarin itu kaum intelektual, jadi seharusnya menyampaikan aspirasinya dengan cara yang baik juga. Tapi kami tidak perlu melakukan tindakan tegas, cukup diingatkan saja," kata Priyo. (sam)
Penulis: Sammy Laurens
Editor: Er Riyadi