Ragam

siswa ikut demo demo kuhp pelajar ikut demo 

Beda dengan di Indonesia, Pelajar Australia Demo Bawa Hewan Peliharaan



Pelajar saat diamankan polisi saat hendak ikut aksi
Pelajar saat diamankan polisi saat hendak ikut aksi

Samarinda – Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Kantor DPRD Kaltim, pada Jumat (26/09/2019) lalu, melibatkan pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas. Bahkan aksi yang berujung ricuh itu, mengakibatkan 54 orang cedera dari peserta aksi.

Kondisi ini dikhawatirkan Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, lantaran para pelajar yang keseluruhannya masih berstatus di bawah umur bisa menjadi korban akibat kericuhan.

Halda Arsyad, Kepala DKP3A Kaltim menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, untuk mengamankan para pelajar, lantaran mereka belum siap secara mental. "Mereka hanya ikut-ikutan aja dan sebagian gak tahu apa isu yang diangkat," kata Halda.

Parahnya, di beberapa daerah lain, para mahasiswa dan pelajar membagi tugas masing-masing. Untuk mahasiswa bertugas orasi, sedangkan para pelajar bertugas dorong-dorongan dengan aparat kepolisian.

DKP3A Kaltim telah berkoordinasi dengan Disdikbud Kaltim untuk meminta sekolah melarang anak didiknya mengikuti unjuk rasa. "Koordinasi sudah kita lakukan, namun yang terpenting adalah peran orang tua di rumah. Jadi kami minta para orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya pada saat di luar rumah, kalau perlu dilarang untuk ikut demo," papar Halda.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, berpandangan keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa itu tidak ada salahnya. Bahkan pada dasarnya sangat baik jika memberikan pembelajaran politik dan kesempatan pada generasi muda menyampaikan aspirasinya. Namun memang, sering kali aksi unjuk rasa di negara kita ini berujung kekerasan, hal ini yang tidak baik dilakukan.

"Berkaca pengalaman saya di Australia, anak-anak di sana pernah menyampaikan aspirasinya menolak perang Iraq. Dengan membawa hewan peliharaan, anak-anak di sana menyampaikan aspirasinya secara tertib dan santun," kata Hetifah.

Anggota DPR RI tiga periode ini menjelaskan, mengkhawatirkan keterlibatan pelajar justru akan lebih banyak memberikan dampak negatif. Belum lama ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sudah menerbitkan edaran, yang melarang keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa. 

Ia berharap, aksi mahasiswa di Samarinda tetap berjalan kondusif, tanpa adanya pengerusakan-pengerusakan fasilitas publik dan bisa merugikan orang lain.

Penulis: Sammy Laurens
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya