Ragam

pengendalian bajir banjir 

Musim Hujan Hantu Banyu Mulai Sibuk, PUPR Gencarkan Proyek Pengendalian Banjir



Kondisi derainase di seputaran Sempaja
Kondisi derainase di seputaran Sempaja

SELASAR.CO, Samarinda – Menjelang pertengahan Oktober, Samarinda memasuki tahap pergantian musim dari kemarau ke musim penghujan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda telah sejak lama mengantisipasi musibah banjir, yang langganan terjadi setiap musim hujan di Kota Tepian.

Sebelumnya saat cuaca panas, telah dimanfaatkan untuk mengerjakan sejumlah kegiatan, mengantisipasi genangan air tinggi saat penghujan. Hero Mardanus, Kepala Dinas PUPR Samarinda mengatakan, saat ini telah dikerahkan pasukan Hantu Banyu (petugas khusus untuk membersihkan saluran drainase). Sebab penumpukan sedimentasi membuat saluran air tersumbat dan mudah tergenang.

"Makanya selagi musim panas ini kami membersihkan sejumlah saluran drainase, di tempat yang berpotensi bisa mengurangi genangan air," ujarnya.

Selanjutnya, PUPR juga telah melakukan sejumlah pemeliharaan  untuk mengantisipasi banjir, saat terjadi hujan lebat. Salah satunya normalisasi  saluran drainase. "Seperti di sungai alam (anak Sungai Karang Mumus) di kawasan Sempaja, tepatnya di depan Kantor Damkar," sebutnya.

Kondisi sungai alam sebelumnya memang sangat dipenuhi sedimentasi. Sehingga perlu digali agar volume sedimentasinya berkurang dan tidak menghambat aliran air. "Kegiatannya seperti biasa, kami turunkan excavator mini, untuk menggali sedimentasi di sungai alam itu," paparnya.

Tidak ketinggalan beberapa drainase juga telah dilakukan normalisasi atau pembersihan parit oleh hantu banyu. Beberapa lokasi tersebut diantaranya Saluran Juanda 7 hingga menembus fly over. "Kegiatan ini masih berjalan di persimpangan Air Hitam," jelasnya.

Kegiatan yang sama juga dilakukan di saluran drainase simpang empat Lembuswana dan jalan Dr Soetomo. Selebihnya untuk kegiatan normalisasi di daerah aliran Sungai Karang Mumus (SKM) juga dilakukan oleh PUPR. "Ini yang masih berjalan di segmen jembatan Gunung Lingai-Bengkuring) dan Jalan AW Syahranie sampai simpang empat Sempaja," tegasnya.

Selebihnya, beberapa titik yang menjadi perencanaan PUPR di antaranya saluran drainase Jalan Hidayatullah, aliran sungai Gunung Lingai, sungai Sempaja sampai SKM. "Yang terakhir kami juga sedang merencanakan normalisasi kolam retensi di Stadion Sempaja. Semua itu targetnya harus selesai akhir tahun," urainya.

Banjir sudah menjadi masalah pokok yang ditangani secara lugas oleh Pemkot Samarinda. Selain melakukan normalisasi drainase, pemkot pun saat ini tengah melakukan proyek perbaikan drainase. Kini ada dua drainase yang masih dalam tahap perbaikan. Keduanya dicanangkan untuk penanggulangan masalah banjir.

Dua drainase tersebut berada di Jalan Abdul Wahab Syahrani dan di jalan HAMM Rifaddin. Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Daya Air (PJSDA) Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti menjelaskan, pembangunan drainase yang berada di dua lokasi tersebut diperuntukkan bagi penanggulangan permasalahan banjir. Pasalnya kedua titik itu menjadi langganan setiap kali hujan mengguyur Samarinda. "Semua kegiatan sedang dilaksanakan sesuai jadwal dan waktu pelaksanaan dalam kontrak," tambahnya.

Pembangunan kanal yang berada di Jalan AWS tersebut memakan anggaran sebanyak Rp 4,7 miliar. Proyek yang dimulai 27 Mei 2019 menggunakan anggaran dari  bantuan keuangan provinsi 2019. Sementara itu, kanal yang berada di Jalan DI Panjaitan telah rampung digarap pada akhir bulan lalu. Kanal tersebut menggunakan APBD murni 2018.

Disinggung permasalahan anggaran APBDP 2019 tentang program lanjutan dalam menumpas permasalah banjir, Desi tidak dapat memberikan keterangan. Sebab, anggaran tersebut masih dalam tahap asistensi oleh pemerintah kota dan provinsi.

"Belum bisa saya sebutkan. Nanti kalau sudah ada hasil dokumennya kami siap membuka kepada publik," jelasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya