Ekobis
festival mahakam 
Pemkot Siapkan 30 Kegiatan Tarik Wisatawan dalam Festival Mahakam
SELASAR.CO, Samarinda – Festival Mahakam yang merupakan event pariwisata unggulan Samarinda bakal digelar. Sedikitnya 30 agenda dalam festival tahunan tersebut secara maraton, siap dilaksanakan sepanjang bantaran Sungai Mahakam, pada 1-3 November mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani mengaku, pihaknya telah menyiapkan beberapa agenda baru pada helatan Festival Mahakam tahun ini. Meski telah tercatat dalam kalender event nasional, namun Ayu memiliki harapan besar dalam perhelatan budaya khas Samarinda ini menarik minat wisatawan mancanegara.
"Harapan kami festival ini tidak hanya dikenal wisatawan lokal, tapi juga mancanegara," kata Ayu dalam coffee morning yang digelar Diskominfo Samarinda, Senin (21/10/2019).
Beberapa agenda baru yang disiapkan Dinas Pariwisata Samarinda diharapkan menambah daya pikat kegiatan tahunan ini. Seperti perlombaan hingga diskusi tentang kepariwisataan. "Kurang lebih 30 kegiatan. Ada juga yang baru seperti Samarinda Tourism, Jelajah Mahakam, lomba fotografi dan terakhir rembuk pariwisata," urainya.
Berita Terkait
Ayu menyatakan, Mahakam Jazz tetap dipertahankan sebagai ciri khas Festival Mahakam, sehingga agenda akan disesuaikan dengan kebutuhan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. "Karena masyarakat kita heterogen, untuk itu pengembangan destinasi kita juga disesuaikan dengan kebutuhan para wisatawan," bebernya.
Sementara itu mengenai pengaturan kendaraan, Ayu menyerahkan pada Dinas Perhubungan Samarinda, agar lalu lintas bisa berjalan dengan lancar.
Terpisah, Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub Samarinda, Hari Prabowo, mengakui setiap tahunnya lokasi parkir yang diandalkan berada di Jalan Gunung Semeru dan Kantor Bank Indonesia. "Karena kami tidak mengharapkan adanya parkir di bahu jalan," tegas Hari.
Meski tidak semua pihak yang berkecimpung dalam parkir menjadi binaannya, namun khusus Festival Mahakam pihaknya tidak bisa menutup peluang bagi masyarakat setempat. "Harusnya semua bisa menyetor jadi pendapatan asli daerah (PAD). Tapi selama kemacetan berkurang tidak masalah," ujarnya.
Penulis: Fathur
Editor: Er Riyadi