Ragam

Istri Dandim 0909/Sangatta 

Menyelami Jiwa Seni Ika Pabate, Istri Dandim 0909/Sangatta



Ika Pabate Istri Dandim 0909/Sangatta
Ika Pabate Istri Dandim 0909/Sangatta

SELASAR.CO, Sangatta - Baju dan kain batik bermotif dedaunan, kini tengah menjadi tren di kalangan Persatuan Istri Prajurit (Persit), Kartika Chandra Kirana, Kodim 0909 Sangatta. Itu terjadi setelah Ika Pabate, yang baru 3 bulan menjadi warga Sangatta, Kutai Timur, sukses memperkenalkan teknik batik Ecoprint yang memanfaatkan alam sekitar sebagai bahan dasarnya.

Ecoprint merupakan teknik batik cetak yang menggunakan pewarna alami. Dalam mengaplikasikannya, tidak menggunakan mesin atau cairan kimia. Melainkan, cukup menggunakan kain kanvas maupun katun yang menyerap warna. Di atasnya disusun daun-daunan yang mampu mengeluarkan pigmen atau pewarna daun.

Setelah dibungkus, selanjutnya cukup dimasukan ke panci untuk dikukus. Tunggu hingga 2 jam, dan kain telah membentuk pola daun yang diinginkan.

Ika mengenalkan teknik tersebut kepada jajaran ibu-ibu Persik Kodim 0909. Perempuan kelahiran Jogjakarta 38 tahun ini memang memiliki jiwa seni yang tinggi. Hal ini terlihat saat SELASAR menyambangi rumah jabatan Dandim, di Kompleks Perumahan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kawasan Bukit Pelangi Sangatta, Senin (11/11/2019) lalu.

Saat memasuki ruang tamu, berbagai kaya seni terlihat. Dari lukisan yang menghiasi dinding ruangan, miniatur-miniatur rumah lengkap dengan isinya menjadi pengisi meja tamu. Bahkan, di sudut ruangan terdapat miniatur air terjun serta lukisan dari pasta.

Menurut anak didik Mensesneg Pratikno saat menempuh Pendidikan Magister Sains (MSi) di Universitas Gajah Mada itu, untuk miniatur rumah, miniatur air terjun, serta lukisan pasta merupakan karyanya. Pada dasarnya, sejak kecil jiwa seninya telah muncul. Namun baru diasah setelah menikah dengan Letkol Czi Pabate saat berusia 24 tahun.

“Sebagai istri prajurit, seorang abdi negara, yang kebetulan tidak bekerja, saya memanfaatkan hobi dan menuangkan kreativitas agar tidak jenuh di rumah,” ujar ibu dari Theresia Ajeng Hillary Pabate.

Miniatur rumah karya Ika, berbahan dasar High Pressure Laminate (HPL), kertas, clay atau tanah Liat untuk orang-orangan. Minimal budget yang diperlukan adalah Rp 500 ribu untuk ukuran terkecil. Waktu pengerjaannya pun tergantung tingkat kerumitan detail isi di dalam miniatur. Kadang perlu 4 hari. Kesabaran menjadi tantangan terberat mengerjakan hal-hal kecil yang mendetail. Namun lantaran hobi, akan tetap ia tekuni.

Semua karya seni yang ia buat hampir seluruhnya autodidak, maupun belajar dari Youtube. Tentu dengan pengembangan imajinasi dalam berkarya.

Miniatur rumah karya Ika

Meski memiliki hobi kreatif di rumah, Ika Pabate tidak lantas melupakan tanggung jawabnya sebagai Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0909 Sangatta. Maupun, kewajiban dan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu dari 3 anak.

Hal itu dia buktikan dengan berjalannya seluruh program kerja Persit, maupun pendidikan anak-anaknya yang kini tengah duduk di bangku TK, SD, dan SMP. Ika memanfaatkan waktu luang yang dimiliki seefektif mungkin, sehingga tidak mengganggu kegiatan wajibnya.

Sama halnya dengan Ecoprint, Ika pun berencana menularkan keterampilannya yang lain kepada istri-istri prajurit di kesatuan yang dipimpin suaminya. Dia memahami, hal itu harus dilakukan dengan perlahan. Karena seni berasal dari hati.

 

 

Penulis: Redaksi Selasar

Berita Lainnya