Ragam

Era Digitalisasi Pendidikan 

Menuju Era Digitalisasi Pendidikan di Kaltim, Siswa akan Diberi Android Gratis



Hadi Mulyadi, secara simbolis memberikan bantuan kepada guru di Kaltim
Hadi Mulyadi, secara simbolis memberikan bantuan kepada guru di Kaltim

SELASAR.CO, Samarinda - Saat ini, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim menduduki peringkat ketiga di atas rata-rata nasional dibandingkan provinsi lain. IPM memiliki 3 komponen yaitu, angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan tingkat kehidupan layak.

Secara umum, IPM Kaltim meningkat dari 71,31 pada 2010 menjadi 75,83 pada 2018. Pada periode 2017-2018, IPM Kaltim berhasil tumbuh 0,95 persen. Saat ini pembangunan manusia Kaltim berstatus “tinggi”.

Masing-masing komponen pembentuk IPM Kaltim mengalami peningkatan. Adapun nilai atau capaian usia harapan hidup (UHH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS) dan pengeluaran per kapita disesuaikan, masing- masing sebesar 73,96 tahun, 13,67 tahun, 9,48 tahun, dan 11,92 juta rupiah.

Untuk terus memajukan pendidikan di Kaltim, Dinas Pendidikan membuat master plan digitalisasi pendidikan dengan jargon: Kaltim Tuntas. Masterplan digitalisasi ini meliputi: Budgeting, Kebijakan, Infrastruktur, dan Kurikulum.

Adapun program tersebut diluncurkan, Senin (25/11/2019) di Plenary Hall (Convention Hall), Jalan KH Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda.

Kepala Dinas (Kadisdikbud) Kaltim Anwar Sanusi mengatakan, Program Peluncuran Digitalisasi Pendidikan ini punya tujuan membangun kualitas ditingkatkan belajar mengajar berbasis teknologi. Agenda tersebut diharapkan bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terutama guru di Kaltim agar bisa bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

"Guru punya peran vital untuk menentukan kualitas penerus bangsa. Karena itu kapasitasnya terus ditingkatkan," ujarnya.

Dia menerangkan, masterplan digitalisasi pendidikan punya tiga fondasi utama. Pertama, ialah menyediakan jaringan fiber optic dan bandwidth untuk akses internet. Kedua, membagikan sarana pendukung seperti laptop dan komputer. Ketiga, meluncurkan aplikasi untuk praktik pembelajaran jarak jauh (long distance learning).

"Kami harap guru-guru bisa beradaptasi dengan baik dan mampu membuat suasana proses belajar-mengajar lebih menarik dengan kurikulum digital," tuturnya.

Sasaran dari proyek ini ialah sekolah yang jauh dari akses internet. Padahal, saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) begitu diperlukan. Itu sebabnya pemerintah memberikan sejumlah komputer dan laptop untuk SMAN 1 Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), SMKN 3 Sendawar, Kabupaten Kutai Barat (Kubar). Terakhir, SMAN 5 Kabupaten Berau dan SMAN 16 Samarinda.

Rupanya tak hanya laptop dan komputer yang dibagikan oleh pemerintah, tapi juga gawai dengan sistem operasi Android kepada para siswa. Program tersebut secara bertahap akan diberlakukan di seluruh kabupaten/kota di Kaltim.

"InsyaAllah akan rampung 100 persen pada 2024 mendatang," tambah Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang saat itu membuka acara.

Meski demikian, saat ini Pemprov Kaltim masih menunggu kepastian regulasi dari kementerian terkait pengembangan digitalisasi pendidikan ini.

Para guru juga harus mampu beradaptasi dengan digitalisasi. Besar harapan Hadi, digitalisasi ini menyasar semua bidang. "Saat ini masih fokus dengan tingkat SMA saja," pungkasnya.

 

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya