Utama

anak hilang viral Ahmad Yusuf Ghazali 

Hilang di Tempat Penitipan Anak, Yusuf Belum Juga Ditemukan



Meili Sari (ibu Yusuf) ceritakan kronologi hilangnya Yusuf di tempat penitipan anak di Samarinda.
Meili Sari (ibu Yusuf) ceritakan kronologi hilangnya Yusuf di tempat penitipan anak di Samarinda.

SELASAR.CO, Samarinda - Belum lama ini, ramai pemberitaan mengenai seorang balita berusia 4 tahun, yang hilang saat dititipkan di salah satu tempat penitipan anak di Samarinda. Balita tersebut bernama Ahmad Ghazali Yusuf, anak terakhir dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Meli Sari (30).

Meli yang ditemui redaksi SELASAR di kediamannya di Jalan AW Syahranie, Perum Ratindo, Selasa (26/11/2019), menuturkan kejadian tersebut. Pada Jumat (22/11/2019) lalu, dia menerima panggilan telepon dari tempat penitipan anak Yayasan Jannatul Athfaal sekitar pukul 15.39 Wita. Telepon itu mengabarkan anaknya, Yusuf, menghilang.

Setelah menerima kabar tersebut, dia  langsung menghubungi sang suami. “Posisi saya sedang di kantor dan diberitahukan bahwa anak saya hilang, lepas dari pengawasan karena lupa menutup pagar. Langsung saya kaget dan menelepon suami saya. Kami segera ke tempat penitipan. Hal pertama yang dilakukan suami saya adalah mengitari selokan karena kondisinya pada saat itu habis hujan. Sedangkan saya langsung ke polsek di Jalan Juanda untuk membuat laporan kehilangan anak,” terang Meli.

Dia menjelaskan, terakhir anaknya menggunakan kaos lengan pendek, berwarna hitam pada bagian lengan, dan berwarna merah hati bergambar Monas (monumen nasional) pada bagian badan. Sementara celananya pendek berwarna putih dengan corak biru.

Sebelum dilaporkan menghilang di tempat penitipan anak, Meli mengaku sempat memiliki firasat.
“Jadi biasanya kalau diantar bapaknya, dia langsung turun dari motor, dan jalan masuk ke kelas. Tapi hari itu dia tidak mau turun, bahkan menangis-nangis. Bapaknya tidak ada firasat apapun dan memaksa Yusuf untuk masuk, mungkin dikira bapaknya, si Yusuf lagi rewel. Hari itu juga tidak biasanya suami saya menjemput anak saya lebih cepat dari biasanya. Tapi dalam perjalanan, dapat kabar kalau Yusuf menghilang,” jelasnya.

Perempuan yang bekerja di salah satu distributor kosmetik ini pun telah melapor ke berbagai instansi dan lembaga. Salah satunya KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Samarinda, untuk meminta bantuan menemukan buah hatinya yang telah hilang selama 4 hari itu. Meli bahkan sempat menemui Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Samarinda, untuk memeriksa apakah anaknya terpantau CCTV lalu lintas.

“Namun CCTV tidak bisa dijadikan patokan. Hasil dari rekamannya tidak begitu jelas karena jaraknya yang jauh,” jelasnya.

Meli mengatakan, di tengah keputusasaan, salah satu kerabatnya pergi menemui beberapa paranormal. Rata-rata dari pertemuan itu, banyak yang berkata bahwa kondisi Yusuf baik-baik saja.

Dia pun menuturkan alasannya memilih menitipkan anaknya di tempat penitipan anak. Yaitu, untuk menghilangkan sifat pendiam Yusuf, akibat terlalu cepat diberi hiburan gawai. Namun, bukan manfaat yang diterima, justru malang yang menghampiri.

“Yusuf itu memiliki karakter yang belum mengerti dengan siapa-siapa, anaknya kurang sosialisasi, dan tidak menghiraukan orang lain. Tapi kalau digendong orang lain yang tidak dikenal, dia tidak rewel, ikut-ikut saja,” kata Meli.

KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN

Dalam musibah hilangnya Yusuf, ada saja orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Orangtua Yusuf kerap menerima kiriman foto dari orang tidak dikenal. Bambang Sulistyo (ayah Yusuf) bercerita, foto tersebut kebanyakan hanya memperlihatkan bagian tangan hingga kaki anak seusia Yusuf, tanpa menunjukkan bagian wajah. Mengetahui gelagat penipuan, pasutri tersebut langsung menghentikan komunikasi dengan oknum atau orang-orang yang mencoba memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

“Ada beberapa orang mengirim video anak kami, namun yang terlihat adalah kaki dan tidak jelas wajahnya. Bahkan ada yang memberi keterangan bahwa anak saya itu sedang ngedot. Padahal anak saya itu tidak ngedot,” ungkap Bambang.

Dia kemudian menyampaikan kekecewaannya kepada Yayasan Jannatul Athfal, yang dinilai telah lalai menjaga Yusuf hingga akhirnya menghilang tanpa kejelasan. "Ini menyangkut nyawa anak saya. Tak ada yang tahu sekarang dimana dan bagaimana kondisinya. Kami ini semua khawatir," ujarnya.

Dikutip dari prokal.co, Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Indra W Majid, melalui Kanit Reskrim, Ipda M Ridwan membenarkan bahwa orangtua Yusuf telah membuat laporan resmi perihal hilangnya Yusuf.

"Kemarin pagi (Sabtu, 23/11/2019) membuat laporan resminya. Sementara sudah ada 4 saksi yang kami mintai keterangan, 3 orang dari pihak yayasan yakni kepala sekolah dan 2 pengasuh, serta seorang warga," jelas Ridwan.

Berkaitan dengan pernyataan pihak keluarga yang meyakini Yusuf diculik, belum bisa dipastikan Ridwan. Karena, untuk menyatakan seseorang telah diculik, diperlukan saksi yang melihat secara langsung penculikan itu.

"Kami masih fokus melakukan pencarian korban (Yusuf, Red.) berada dimana dan bagaimana kondisinya. Kalau memang ada saksi yang melihat, informasikan kepada kami, karena sekecil apapun informasi itu sangat berarti untuk secepatnya menemukan korban," pungkasnya.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya