Utama
Satpol PP Kutim viral 
Dipolisikan karena Mau Lempar Piring, Kepala Satpol PP: Saya Ditegur saat Makan
SELASAR.CO, Sangatta – Dianggap mengancam akan melempar piring, seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dipolisikan. Pelapor adalah pihak Pengadilan Negeri (PN) Sangatta.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kutim Didi Herdiansyah, dilaporkan ke Polres Kutim karena diduga melakukan ancaman kepada Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sangatta, Yulanto P Utomo.
Awalnya, Didi diminta memindahkan parkir kendaraannya yang berada di jalur evakuasi PN Sangatta. Beberapa kali diinformasikan via mikrofon, tak ada respons. Rupanya ia sedang makan di kantin. Di situ, dia ditemui petugas PN. Didi mengatakan dirinya meminta pimpinan PN yang menemuinya. Sekretaris PN dan Wakil Ketua PN Sangatta akhirnya menemuinya di kantin tersebut.
“Kepala Satpol PP langsung mengangkat piringnya untuk dilemparkan ke Wakil Ketua PN Sangatta. Setelah itu, demi menghindari keributan, akhirnya Wakil PN Sangatta menjauh. Namun, sempat dikejar oleh Kepala Satpol PP Kutim. Beruntung pihak kejaksaan beserta masyarakat sempat menahan Kepala Satpol PP sehingga tidak terjadi sesuatu terhadap pimpinan kami,” beber Humas PN Sangatta, Pungky Maradona, kepada awak media.
Berita Terkait
Didi Herdiansyah saat dikonfirmasi SELASAR menyebutkan, hal ini seharusnya dapat diselesaikan baik-baik sebagai sesama instansi pemerintah. Mengingat sebagai individu, tentu ada pula batas-batas kesabaran. Kalau memang dikehendaki islah (damai), dirinya bersedia.
"Tergantung niat kita, kalau mau baik, kekeluargaan bisa, kalau tidak ya silakan. Kalau salah paham, tentu dapat diselesaikan secara baik-baik. Tidak perlu ke ranah ini atau ranah itu. Kita tidak mau juga macam-macam seperti yang disampaikan Humas PN ke media massa. Kalau mau islah bisa, tetapi disuruh minta maaf tentu tidak," ungkap Didi saat dihubungi lewat telepon seluler.
Lebih lanjut Didi menerangkan, perihal ini bisa diselesaikan baik-baik asal mengedepankan kepala dingin. Apalagi sama-sama pelaksana pemerintahan. Intinya peristiwa tersebut adalah kesalahpahaman belaka. Ketika itu dirinya duduk dan sedang makan.
"Saya duduk saat makan, ditegur tanpa etika. Siapapun saat makan kemudian ditegur seperti itu, tentu tidak etis rasanya. Itu dari saya, namun sebaiknya kita saling islah saja. Tidak perlu diperpanjang, mau ke Polres atau kemana silakan saja. Intinya dari saya pribadi, hal ini tidak perlu diperpanjang, hal biasa saja. Namanya juga salah paham, ini bisa dibicarakan baik-baik," terangnya.
Dia juga mengaku siap kapan saja bertemu dengan pihak PN Sangatta untuk menyelesaikan persoalan ini baik-baik.
Penulis: Gunawan
Editor: Awan